Mohon tunggu...
Muhammad Yusuf Ansori
Muhammad Yusuf Ansori Mohon Tunggu... Petani - Mari berkontribusi untuk negeri.

Bertani, Beternak, Menulis dan Menggambar Menjadi Keseharian

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Orang Kampung dan Orang Kampus Harus "Nyambung"

25 Maret 2021   07:56 Diperbarui: 25 Maret 2021   07:59 778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya tidak sedang menyarankan kepada perguruan tinggi untuk ramai-ramai membuka jurusan pertanian, peternakan atau perikanan yang identik dengan orang desa. Hal yang realistis jika suatu jurusan di kampus dibuka berdasarkan peminat akan profesi yang tersedia di masyarakat.

Menurut saya, apa yang sudah ada sekarang cukup untuk bisa "menghubungkan" orang kampung dan orang kampus. Menghubungkan kehidupan perdesaan dengan kehidupan kaum ilmuwan di perguruan tinggi sebaiknya berdasarkan sebuah dasar pemikiran bahwa desa adalah masa depan dunia. Ketika kota sudah kehabisan sumberdaya, maka desa menjadi harapan akan masa depan.

Hal yang harus  digarisbawahi adalah desa bukan lagi tempat bertani dan beternak. Maka, siapa pun dan sarjana apapun bisa melakukan banyak hal di desa. Walaupun lapangan kerja tidak tersedia begitu saja selayaknya di kota.

Nah, justru itu tantangannya. Para praktisi pendidikan tinggi sebaiknya sudah menyusun kurikulum untuk mempersiapkan "pembuka lapangan kerja" di desa. Dan, kampus harus mendekati desa sejak awal mahasiswa menempuh pendidikan. Setidaknya tidak ada lagi persepsi bahwa kehidupan desa itu membosankan dan menyedihkan.

Saya contohkan salah satu jurusan di kampus yang "jauh dari budaya desa". Jurusan Animasi di kampus bukan hanya untuk penduduk kota. Seorang animator sangat mungkin hidup di desa dan membuka studio di perbukitan dengan hawa sejuk. Animator bisa berdampingan dengan padi, sayuran atau ayam-ayam di pekarangan.

Siapa tahu Disney sudi membangun studio di Garut? Karena tempat membuat film pun sudah dibangun di Sukabumi. Jadi, kemungkinan itu bisa saja terjadi.

***

Ada alasan kuat kenapa saya mengemukakan ini. Diantaranya adalah upaya kita menyambut keterhubungan desa dan kota dengan sarana tranportasi dan telekomunikasi yang semakin dimudahkan. Terlalu sayang jika situasi ini tidak segera dimanfaatkan oleh para ilmuwan dan kaum cendekia di kampus-kampus.

Memang zaman yang memaksa kita untuk mengarahkan pandangan ke perdesaan. Investasi besar yang dicanangkan negara sebaiknya tidak disia-siakan begitu saja. Pola mobilitas manusia yang semakin kompleks memaksa pola pikir manusia untuk berubah.

Sebagaimana kita tahu, internet mengubah banyak hal. Termasuk orientasi hidup kita.

Ketika orang-orang "pintar" ramai-ramai mengepung desa maka kami di desa pun akan berpikir ulang untuk mengepung kota. Dan, bisa jadi budaya merantau ke kota sudah tidak relevan lagi. Justru sebaliknya, merantau ke desa bisa menjadi tren di masa depan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun