Mohon tunggu...
Muhammad Yusuf Ansori
Muhammad Yusuf Ansori Mohon Tunggu... Petani - Mari berkontribusi untuk negeri.

Bertani, Beternak, Menulis dan Menggambar Menjadi Keseharian

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Terkadang Perlu 'Memaksakan' Kebijakan

14 Juli 2019   06:36 Diperbarui: 14 Juli 2019   07:18 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik


Begitu sering suatu kebijakan negara terkesan dipaksakan. Banyak yang berteriak menolak dengan alasan belum siap. Tapi, kapankah kita akan siap?

***

Saya adalah tipe orang yang suka memandang suatu kebijakan Pemerintah dari sisi baiknya. Sisi jeleknya, banyak juga tetapi itu dianggap sebagai resiko sebuah kebijakan.

Contoh terbaru adalah masalah zonasi penerimaan peserta didik baru (PPDB) di sekolah negeri. Banyak yang berteriak menolak bahkan berontak.

Seorang Ibu di Jakarta ditahan polisi karena 'memberontak' dengan menggunggah ajakan untuk menurunkan foto Presiden di ruang kelas.

Sangat disayangkan, menentang sebuah kebijakan harus dibayar dengan merasakan dinginnya 'jeruji penjara'. Apakah bentuk kekesalan harus berakhir dengan penyesalan?

Demi Kebaikan Bersama

Perubahan zaman sangat menuntut siapa pun, termasuk Pemerintah, untuk segera mengambil kebijakan meskipun terasa pahit. Akan ada yang merasa dirugikan tetapi tentu saja banyak juga yang diuntungkan.

Saya akan fokus pada sebuah dasar pemikiran bahwa kebijakan diambil demi kebaikan bersama. Berdebat terlalu lama atau menimbangnya dengan 'terlalu berhati-hati' akan disalip oleh bangsa lain.

Pemerintah dimanapun bertindak dari banyak sisi. Di Indonesia, begitu banyak kebijakan negara yang terkesan membela bangsa lain. Tetapi, ada pertimbangan yang sulit dipahami oleh rakyat biasa seperti saya.

Utang yang bertumpuk, misalnya, bisa jadi adalah bentuk kegagalan dalam mengelola negara. Masalahnya, negara mana yang tidak berutang? Korea Utara?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun