Mohon tunggu...
Muhammad yazid Kurnia
Muhammad yazid Kurnia Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa UHAMKA

yazid yow

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Komunikasi Asertif dalam Hubungan Manusia

20 Januari 2022   23:19 Diperbarui: 21 Januari 2022   00:02 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apakah anda tahu kalau Komunikasi merupakan salah satu kunci faktor kesuksesan dalam keberhasilan dan keharmonisan suatu hubungan manusia. mengapa begitu? Karna dalam suatu hubungan komunikasi itu sangat penting bahkan bisa dibilang suatu penentu apakah hubungan itu akan berhasil atau tidak. Ada beberapa jenis komunikasi yang digunakan dalam kehidupan berpasangan, salah satunya yaitu komunikasi asertif.

Sebelumnya apakah anda tahu komunikasi asertif itu seperti apa dan apa kegunanaan komunikasi ini dalam berkehidupan pasangan? Mari kita bahas dari pengertian komunikasi asertif lebih dulu.

Komunikasi asertif ialah komunikasi yang kita sampaikan kepada sang penerima pesan tentang apa yang kita rasakan, pikirkan dan ingin sampaikan kepada orang tersebut dengan jujur tetapi dengan cara tidak menjatuhkakan atau melukai hati dan harga diri sang penerima pesan.

Dari pengertian diatas bisa kita simpulkan bahwasanya komunikasi ini digunakan apabila ingin menyampaikan pesan yang dengan cara tetap menjaga kehormatan orang lain yang diharapkan orang tersebut menerima pesan kita.

Didalam hubungan manusia komunikasi ini sering kali dilupakan atau dihiraukan penerapan oleh kebanyakan orang padahal komunikasi ini merupakan salah satu faktor pendukung terjadinya keharmonisan dalam suatu hubungan manusia.

Dibawah ini contoh -- contoh dasar kurangnya penerapan komunikasi asertif dalam hubungan:
1. Didalam hubungan keluarga.

Saat ada anak yang mendapatkan nilai jelek dan ingin berkata jujur kalau mereka kecewa dan ingin mengingatkan kepada sang anak tetapi cenderung orang tua mengukapkan dan mengingatkan sang anak belajar tetapi sambil memarahinya dan menggunakan nada tinggi hingga membuat sang anak sakit hati dan menangis sehingga sang anak belajar karna takut dimarahi orang tuanya bukan karna berdasarkan keinginanya. 

Padahal jika konsep komunikasi asertif digunakan dengan adanya orang tua mengingatkan sang anak belajar dan mendukungnya setiap saat sang anak akan merasa bahwa ia harus semangat belajar dan membuat bangga orang tua yang selalu mendukungnya setiap saat.

2. didalam hubungan berpasangan

Ketika pasangan saya selalu pulang larut malam saya ingin mengukapkan jujur bahwa saya tidak suka pasangan saya pulang terlalu malam dan berniat mengingatkanya tetapi dengan cara mengucapkan dengan cara yang kasar dan tidak baik sehingga pasangan saya merasakan bahwa saya menjatuhkan harga diri dia padahal saya bertujuan hanya mengingatkan tetapi tidak menggunakan komunikasi yang asertif malah menjadi permasalahan dan rusaknya hubungan. 

Beda cerita jika saya menggunakan komunikasi yang asertif saya menggunakan bahasa yang sopan dan halus kepada pasangan saya bahwa pulang larut malam sangat beresiko bagi perempuan sehingga pasangan saya mendengarkan ucapan saya dan intropeksi diri karna dia berpikir saya selalu mengkhwatirkan dia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun