Mohon tunggu...
Muhammad Wira Ikhwana
Muhammad Wira Ikhwana Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasaiswa hukum s 1

i want the what i can't have

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Politik Uang Bagaikan Racun yang Menggerogoti Demokrasi

25 April 2024   20:11 Diperbarui: 25 April 2024   20:11 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Politik uang atau politik perut adalah suatu bentuk pemberian atau janji menyuap seseorang baik supaya orang itu tidak menjalankan haknya untuk memilih maupun supaya ia menjalankan haknya dengan cara tertentu pada saat pemilihan umum.Pasal 515 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu menegaskan bahwa "Setiap orang yang dengan sengaja pada saat pemungutan suara menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya kepada pemilih supaya tidak menggunakan hak pilihnya atau memilih peserta pemilu tertentu atau menggunakan hak pilihnya dengan cara tertentu sehingga surat suaranya tidak sah, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 tahun dan denda paling banyak 36 juta."

Di banyak negara, terdapat undang-undang yang melarang money politics. Misalnya, di beberapa negara, tindakan seperti memberikan uang atau barang kepada pemilih dengan tujuan mempengaruhi hasil pemilihan dianggap ilegal. Ini dimaksudkan untuk menjaga integritas dan transparansi dalam proses demokrasi.

Politik uang, bagaikan racun yang menggerogoti demokrasi di Indonesia. Praktik kotor ini mendistorsi proses demokrasi, mengantarkan pemimpin yang tidak kompeten dan bermoral rendah, serta menghambat kemajuan bangsa.

Dampak politik uang bagaikan lingkaran setan. Kandidat yang membeli suara dengan uang, setelah terpilih, akan berusaha keras untuk mengembalikan modal mereka dengan cara korupsi dan mementingkan diri sendiri. Hal ini mengakibatkan kebijakan yang tidak pro-rakyat,  penyalahgunaan dana publik, dan stagnasi pembangunan.

Lebih parah lagi, politik uang juga merusak moral dan nilai-nilai luhur bangsa. Masyarakat menjadi apatis dan tidak peduli dengan proses demokrasi. Mereka terbiasa menjual suara mereka untuk keuntungan pribadi, mengabaikan kepentingan bersama dan masa depan bangsa.

Oleh karena itu, memberantas politik uang adalah tanggung jawab kita bersama. Kita harus berani menolak tawaran uang dari para kandidat, dan melaporkan praktik politik uang kepada pihak berwenang.

Kita juga perlu meningkatkan pendidikan politik masyarakat, agar mereka memahami bahaya politik uang dan pentingnya memilih pemimpin yang berintegritas dan kompeten.

Mari kita jaga demokrasi kita dengan bersih dan jujur. Tolak politik uang, demi masa depan bangsa yang lebih cerah!

Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk memberantas politik uang:

Meningkatkan pendidikan politik masyarakat: Masyarakat perlu di edukasi tentang bahaya politik uang dan pentingnya memilih pemimpin yang berintegritas dan kompeten.

Menegakkan hukum: Aparat penegak hukum harus tegas dalam menindak praktik politik uang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun