Pendidikan Akhlak menurut Ibnu Jama'ah
Akhlak, menurut ulama' klasik hingga kontemporer, merupakan komponen yang sangat penting dalam pendidikan. Ini dapat terlihat dengan banyak karya-karya yang membahas pentingnya penanaman akhlak dalam individu. Bukan tanpa alasan kenapa akhlak menjadi begitu penting, sebab, ada pepatah arab yang menyatakan bahwa "syaraful insan bil ilmi wal adab" (kemuliaan manusia ini terletak pada ilmu yang dikuasai dan adab (akhlak atau etika). Bahkan begitu pentingnya akhlak, Nabi Muhammad saw. pun diutus kedunia ini untuk menyempurnakan akhlak, sabdanya: "innama bu'istu li utammima makarimal akhlak" (sesungguhnya aku diutus---ke dunia ini---untuk membawa misi menyempurnakan akhlak.
Kondisi tersebut mengilhami ulama'-ulama' untuk menorehkan tinta di atas kertas untuk menyusun konsep akhlak yang berlandaskan pada Al-Qur'an dan Hadis Nabi saw. Di antara ulama' tersebut adalah Ibnu Jama'ah. Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Badaruddin Muhammad, lahir tahun 639 H/1241 M. Ia lahir dalam keluarga yang mencintai ilmu, tak heran bila ia menjadi seorang pakar multitalenta dengan keahlian dalam berbagai bidang disiplin ilmu, seperti pendidikan, hukum, sastra, hadis, dan lainnya.
Dengan multitalenta tersebut banyak dari karya-karyanya tersebar luas di kalangan umat Islam hingga kini. Salah satu karyanya yang masih berkembang dan dikaji hingga kini adalah kitab Tazkiratus Sami'. Kitab ini menerangkang terkait dengan akhlak yang harus dimiliki seorang guru dalam mendidik dan akhlak yang harus dimiliki sebagai peserta didik. Hal ini dimaksudkan agar terjalin hubungan yang harmonis antara guru dan peserta didik sehingga dalam transfer of value dan transfer of knowledge dapat berjalan dengan baik.
Secara sistematis, kitab ini terdiri dari 5 bab. Bab pertama menerangkan tentang keutamaan ilmu dan pemiliknya dan kemulian seorang alim (guru). Bab kedua menerangkan tentang akhlak-akhlak yang harus dimiliki seorang alim (guru) terhadap dirinya sendiri, kepada peserta didiknya, dan pelajarannya. Bab ketiga menerangkan tentang adab-adab seorang penuntut ilmu terhadap dirinya sendiri , kepada gurunya, temannya, dan pelajarannya. Bab keempat menerangkan tentang akhlak berinteraksi dengan kitab dan hal-hal yang terkait. Bab kelima menerangkan tentang akhlak-akhlak penghuni madrasah dan perkara berharga yang berkaitan dengannya. Dalam opini di sini, kelima bab tersebut tidak dikaji satu persatu, akan tetapi hanya dikaji yang berkaitan saja dengan pendidikan akhlak untuk peserta didik.
Pendidikan akhlak yang harus ditanamkan kepada peserta didik, sesuai yang ada dalam kitab tersebut, adalah Pendidik harus berupaya untuk mengembangkan peserta didiknya untuk memiliki akhlak terhadap dirinya sendiri terlebih dahulu. Ini dapat ditanamkan melalui hal sederhana seperti pentingnya memiliki niat yang tulus dan ikhlas, membersihkan dari akhlak tercela, memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya, qana'ah, makan dan minum yang halal lagi baik, dan memilih teman yang baik. Setelah itu, pendidik menanamkan pendidikan akhlak terhadap pendidiknya dengan taat kepadanya, memuliakannya, memperhatikannya, mengingat jasanya, dan sopan santun kepadanya.
Pendidikan akhlak tersebut bukanlah sesuatu yang mudah sesuai teorinya. Namun, dalam praktiknya, akan ditemui sejumlah kendala-kendala yang akan dihadapi. Untuk itu, pendidik harus terlebih dahulu mempersipakan dirinya untuk ikhlas dalam mendidik tanpa syarat apapun. Maksudnya, dalam mendidik tidak bergantung pada gaji yang diterima, akan tetapi ini merupakan panggilan hati. Kemudian, bersabar atas aneka tingkah laku dan perbuatan peserta didik yang kurang berkenan. Selanjutnya, pendidik harus pantang menyerah dan tanpa mengenal Lelah sampai berhasil mengubah akhlak peserta didik yang semula kurang baik menjadi baik dan yang sudah baik menjadi akhlak yang lebih  baik. Jika hal tersebut sudah terpenuhi, maka pendidikan akhlak yang ditanamkan kepada peserta didik akan mendapatkan hasil yang optimal.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI