Mohon tunggu...
Syukri Muhammad Syukri
Syukri Muhammad Syukri Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Orang biasa yang ingin memberi hal bermanfaat kepada yang lain.... tinggal di kota kecil Takengon

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Booming Batu Akik Ungkit Ekonomi Kreatif

8 Februari 2015   05:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:37 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_367741" align="aligncenter" width="576" caption="Mencari bakal batu akik di Sungai Wihni Jagong, Gemboyah."][/caption]

Pasca naiknya harga BBM November lalu, harga barang di pasaran ikut melonjak. Warga yang hidup pas-pasan, hampir tidak mampu memenuhi kebutuhan hariannya. Daya belinya turun drastis, sementara harga produksi pertanian tidak mengalami kenaikan yang signifikan.

Ditengah kelesuan ekonomi dan hiruk pikuk politik di Jakarta, ternyata booming batu akik mampu menjadi “obat” dan hiburan. Dari pada galau memikirkan kondisi terkini di Jakarta, warga lebih suka menenggelamkan diri dalam kemilau batu alam itu. Inilah mayoritas pendapat para penyuka batu akik yang berhasil dihimpun melalui medsos dan wawancara.

Senada dengan itu, Toto, Ketua harian Asosiasi Pedagang Batu Perhiasan kepada Kompasdotcom (2/2/2015) mengatakan: “Fenomena batu akik ini memang luarbiasa sebenarnya.  Saya juga kaget dalam jangka waktu setahun ini. Bahkan batu mulia (berlian, permata, intan) jadi kalah bersinar. Dari remaja sampai ibu-ibu sekarang sudah mulai suka batu cincin.”

Sejalan dengan fenomena itu, para perajin batu akik memanfaatkan kegalauan warga sebagai peluang. Ekonomi kreatif seperti perajin batu akik tumbuh sangat cepat. Hampir disetiap sudut kota dan pedesaan Aceh Tengah ditemukan perajin batu akik. Bahkan, Desa Baleatu yang sebelumnya hanya sebuah permukiman biasa, kini telah berubah menjadi pusat kerajinan dan penjualan batu akik.

Ekonomi kreatif berbasis kerajinan ini berhasil menjadi pengungkit ekonomi rakyat. Batu akik membuka lapangan kerja baru dan mereka berhasil meraup limpahan rupiah. Pelaku ekonomi kreatif yang ikut menikmati kelimpahan rezeki batu akik bukan hanya perajin (pengasah batu akik), termasuk perajin logam, penjual logam mulia, dan para pencari bakal batu akik.

Buktinya, akhir-akhir ini sungai-sungai di belantara Aceh Tengah dipenuhi oleh para pencari bakal batu akik. Mereka datang silih berganti dari berbagai kawasan. Banyak yang rela menginap berhari-hari di tengah belantara itu demi sebongkah batu. Menggiurkan memang, meskipun tidak semua pencari bakal batu akik memperoleh bahan berkualitas dan berharga tinggi.

Berbeda dengan para pencari bakal batu akik, para perajin yang mendapat order melimpah. Para perajin hampir tidak pernah beranjak dari depan mesin pengasah batu. Order datang silih berganti, bahkan para pengorder rela antri sampai senja hari.

Duha (40), perajin batu akik yang sebelumnya menggunakan mesin biasa sering menolak orderan mengasah batu akik. Sebab, dengan menggunakan mesin pengasah batu biasa satu roda, sehari hanya bisa mengasah akik paling banyak 5 biji.

Seiring dengan booming batu akik, lelaki yang bermukim di Desa Paya Tumpi Aceh Tengah itu akhirnya membeli mesin pengasah batu enam roda. Mesin ini tergolong praktis sehingga jumlah batu akik yang bisa diasahnya mencapai tiga kali lipat. Ternyata, batu akik juga berdampak kepada meningkatnya produksi mesin pengasah batu.

Menurut Duha, kualitas batu akik yang diasah dengan mesin itu lebih rapi dan mengkilap. Oleh karena itu, ongkos mengasah batu yang ditetapkan Duha sedikit lebih mahal yaitu sebesar Rp 50 ribu per biji. Sehari, dia bisa meraup rupiah dari mengasah batu antara Rp. 500 ribu sampai Rp 1 juta. Inilah rezeki pelaku ekonomi kreatif akibat booming batu akik di tanah air.

Ini video cara Duha mengasah batu akik

Ini video koleksi Batu Badar Besi Gayo

Ini video koleksi Batu Memiliki Mata

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun