Mohon tunggu...
Muhammad ShivaAli
Muhammad ShivaAli Mohon Tunggu... Mahasiswa - Tukang Analisis

Suka ngoprek masalah procurement alutsista dan tukang analisis kebijakan pemerintah baik dari sisi politik, ekonomi, hankam, dan geostrategis

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Langkah Kecil Kita Selamatkan Dunia

24 Oktober 2021   08:52 Diperbarui: 24 Oktober 2021   08:57 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Emisi dan energi adalah dua kata yang erat kaitannya. Bila berbicara tentang emisi maka bahasanya tak jauh dari penggunaan energi untuk menunjang berbagai kegiatan manusia. Kita semua tahu bahwa pembakaran bahan bakar fosil menghasilkan emisi yang tidak eco friendly. Efeknya bagi kehidupan di bumi pun tak main-main. Mulai dari polusi, hujan asam, hingga fenomena global warming yang bisa sampai menyebabkan perubahan iklim.

Melihat fenomena-fenomena dampak ikutan pemanasan global yang semakin sering terjadi, para pemimpin dunia dalam forum perserikatan bangsa-bangsa pun tak tinggal diam. Lewat pembicaraan yang intens, maka terselenggaralah Konferensi Paris pada 2015 yang menelurkan beberapa kesepakatan penting. Yang menjadi highlight adalah negara-negara di dunia sepakat untuk mewujudkan Net Zero Emissions.

Lantas apa itu Net Zero Emissions? Mengutip dari laman forestdigest, Istilah Net Zero Emissions tak melulu mengacu pada penghentian produksi emisi oleh umat manusia. Karena secara alami aktivitas manusia pasti akan menghasilkan emisi. Istilah Net Zero Emissions lebih tepat digambarkan sebagai karbon negatif. Yang mana emisi yang dihasilkan umat manusia dapat diserap kembali sehingga tidak sampai terlepas ke atmosfer.

Indonesia sendiri sebagai pihak yang ikut menandatangani perjanjian Paris sejak 2016 telah meratifikasi kesepakatan tersebut. Ditegaskan oleh Menteri ESDM bahwa Indonesia menetapkan target tahun 2060 untuk mencapai Net Zero Emissions. Yang menjadi fokus pemerintah antara lain peningkatan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT), pengurangan energi fosil, penggunaan kendaraan listrik di sektor transportasi, peningkatan pemanfaatan listrik pada rumah tangga dan industri, serta pemanfaatan Carbon Capture and Storage (CCS).

Sebenarnya ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mendukung gerakan Net Zero Emissions. Satu langkah mudah yang sering kita lakukan sehari-hari misalnya dengan mengurangi penggunaan kantong plastik dan perabotan dari plastik sekali pakai. Ada apa dengan plastik? Sampah plastik merupakan sampah yang sulit terurai. 

Butuh waktu bertahun-tahun agar plastik dapat terdekomposisi. Akibatnya sampah plastik yang menggunung akan mencemari tanah .Dan jikalau sampai ke TPA Sampah dan dihancurkan dengan mesin pembakaran sampah maka akan ada emisi yang ditimbulkan dari pembakaran. 

Bukan hanya karbon yang dilepaskan ke atmosfer tapi juga ada komponen beracun dari plastik yang ikut terbawa. Selain itu, plastik merupakan produk olahan dari minyak/gas bumi hasil industri petrokimia. 

Dengan kita mengurangi penggunaannya maka pengolahan bahan baku plastik di industri hulu dapat ditekan sehingga mengurangi potensi pelepasan emisi karbon. Produk dengan standar biodegradable dapat menjadi pilihan untuk digunakan sebagai alternatif dari kantong plastik.

Langkah selanjutnya yang patut dicoba adalah memanfaatkan ruang tak terpakai yang tersedia untuk ditanami tanaman. Seperti yang kita ketahui bahwa tanaman adalah organisme penyerap karbon yang efektif secara alami. Walaupun kadang kita dihadapkan dengan keterbatasan lahan, namun beberapa pot tanaman bisa membuat perubahan. 

Tanaman yang tidak membutuhkan lahan luas seperti tanaman hias, toga, dan sayuran dapat menjadi pilihan. Penanaman tanaman merupakan alternatif murah dari pada sistem carbon capture technology yang mahal dan kompleks. Semua dapat ikut berperan menanam tanaman dengan beberapa langkah mudah.

Beralih ke gaya hidup masyarakat urban. Masyarakat sekarang khususnya di daerah perkotaan sangat mobile dalam berpergian. Langkah berikutnya dalam upaya pengurangan emisi adalah penggunaan transportasi massal ramah lingkungan dan penggunaan kendaraan listrik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun