Mohon tunggu...
MUHAMMAD ROSIKHUL ILMI
MUHAMMAD ROSIKHUL ILMI Mohon Tunggu... Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya

Ambivert Athlete

Selanjutnya

Tutup

Games

Kontroversial Game Online: "Roblox" Yang Sedang Booming di Kalangan Pelajar Indonesia

4 Oktober 2025   15:40 Diperbarui: 4 Oktober 2025   15:38 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Banyak orang jika ditanya tentang Roblox mereka semua mengira bahwa Roblox hanya sebuah game online, pada kenyataannya Roblox merupakan platform sekaligus tempat untuk berkreasi di dunia virtual yang didalamnya berisi ribuan game dari berbagai genre, mulai dari petualangan, simulasi hingga roleplay.  Game ini juga dapat menjadi ruang sosial yang baru, dimana pemain didalamnya dapat berinteraksi, bergabung dengan komunitas bahkan membuat acara virtual. Itulah alasan mengapa Roblox dijuluki game dengan dunia yang tidak hanya seru tetapi juga bisa jadi tempat belajar hingga sumber mata pencaharian manusia. Karena saking populernya Roblox juga memunculkan banyak kontroversi, terutama dikalangan pelajar mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Dikarenakan game ini dianggap merugikan dan juga mengancam keselamatan para pemain bagi mereka yang dibawah umur, bahkan pemerintah Indonesia memiliki rencana untuk memblokir game Roblox ini.

            Pada kalangan anak-anak game Roblox ini memiliki dua sisi, yakni bisa berdampak positif, namun juga bisa berdampak negatif pada anak-anak. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa game ini juga bisa menyebabkan kecanduan pada anak, dikarenakan jika anak-anak terlalu sering memainkan Roblox maka kecerdasan seorang anak dapat menurun, fungsi motorik juga berkurang hingga membuat anak malas akan belajar dan mereka maunya main game saja. Di sisi lain tidak sedikit juga orang dewasa yang memainkan game Roblox ini.

            Dengan adanya fenomena banyak orang dewasa yang turut bermain Roblox, menurut salah seorang psikolog Maharani Okty Ningsih, mengatakan permainan ini dapat menjadi ruang “pelarian” dari beban kerja ataupun aktivitas berat sehari-hari. Menurut Maharani sebenarnya  game Roblox ini adalah game yang ringan, gampang, dan terlalu mudah untuk dimainkan, makanya bagi orang-orang dewasa game Roblox ini dapat dijadikan sebagai pelarian sementara dari stresnya pekerjaan atau dari kehidupan rumah tangga dan lain sebagainya.

Dari Permainan, Jadi Perhatian

Roblox (Sumber: Adobe Stock)
Roblox (Sumber: Adobe Stock)
Memang pada dasarnya Roblox adalah game yang disukai banyak kalangan, terutama pada kalangan anak-anak, akan tetapi di sisi lain game ini juga mengandung unsur kekerasan, obrolan global yang kurang pantas, hingga unsur pornografi yang dilakukan oleh oknum-oknum yang kurang bijak. Walaupun hanya sekedar permainan game ini juga perlu pengawasan yang cukup serius dari orang tua kepada anak-anaknya agar tidak terjerumus kepada hal hal yang negatif.

Komnas PA Surabaya (Sumber: Jatimpos.id)
Komnas PA Surabaya (Sumber: Jatimpos.id)
Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Kota Surabaya mengamati fenomena maraknya game online, khususnya Roblox, yang dinilai memuat konten berbahaya bagi anak-anak. Pengamatan tersebut disampaikan langsung oleh Ketua Komnas PA Kota Surabaya, Syaiful Bachri yang menyebut pelarangan semata tidak cukup, tapi juga perlu pendekatan yang sistematis dan edukatif. Diketahui, game roblox belakangan ini menjadi sorotan setelah Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti melarang anak-anak memainkannya. Game ini disebut memuat adegan kekerasan, bahkan konten berbau pornografi, sadisme, horor, pergaulan bebas, hingga inses.

“Kami melihat ada 15 game dalam roblox yang teridentifikasi paling berbahaya yang mungkin ditemukan oleh anak-anak, dalam pornografi, sadisme, horor, kecemasan, pergaulan bebas hingga yang sedarah. Kondisi ini menunjukkan akses teknologi tanpa pengawasan orang dewasa bisa berdampak serius terhadap kondisi psikologis anak,” ujar Syaiful, Senin (11/8/2025).

Menurut Syaiful, teknologi itu ibarat dua sisi mata uang yang bisa berdampak baik jika digunakan dengan benar, tetapi juga berbahaya tanpa kontrol orang tua.

Roblox sendiri, sebenarnya diciptakan untuk taman bermain bagi kalangan anak-anak. Akan tetapi, tidak semua orang tua maupun guru sebagai pendamping anak memahami isi dari permainan itu. Termasuk konten-konten yang mengandung unsur kekerasan atau manipulasi psikologis. 

"Masalahnya adalah pemain dapat berkomunikasi dengan orang lain, kecuali jika anda mengatur kontrol orang tua agar anak hanya dapat berinteraksi dengan pengguna tertentu aatau sama sekali tidak berinteraksi dengan siapa pun. Kita tidak akan tahu dengan siapa anak bertemu dan berbicara secara online.Perhatikan bahwa game ini menganjurkan pembelian dalam game, jadi orang tua perlu berhati-hati terhadap hal ini," terang Syaiful.

Syaiful yang juga diketahui menjabat sebagai Wakil Ketua Komnas Anak Jawa Timur itu telah mencatat bahwa bentuk kekerasan yang dilakukan anak kini semakin beragam. Tidak lagi sekadar bertengkar atau saling memukul, tapi sudah dipengaruhi oleh apa yang mereka lihat dan mainkan.

"Kalau dulu anak itu bertengkar, mukul karena emosi. Tapi sekarang cara melakukannya berbeda, karena dia mendapatkan contoh dari apa yang dia lihat. Di game itu kan ada instruksi, dan anak-anak cenderung menganggap itu perintah yang harus dijalankan," jelasnya.

Empat Langkah Strategis Mengatasi Dampak Negatif Game Online

Syaiful menilai larangan semata kepada anak tidak akan efektif, maka dari itu diperlukan sinergi dari berbagai pihak untuk menangani fenomena ini. Ia mengusulkan empat langkah strategis:

1. Penguatan Regulasi dan Pengawasan

Pemerintah melalui Kemenkominfo bersama DPR RI Komisi I perlu melibatkan tokoh masyarakat, tokoh agama, dan elemen bangsa lain dalam menyusun regulasi, sensor, pelarangan, serta pengawasan konten game.

2. Penggantian dengan Game Alternatif yang Aman

Permainan bermasalah perlu diganti dengan game edukatif yang aman. Kreator muda diharapkan membuat terobosan yang mengangkat budaya lokal dan mengadaptasi permainan tradisional ke format digital.

3. Pengembangan Game Berbasis Nilai Karakter

Menyediakan game serupa namun memuat nilai pendidikan karakter berdasarkan Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, olahraga, dan budaya lokal.

4. Kolaborasi Nasional untuk Perlindungan Anak

Melibatkan Kemenkominfo, Kementerian Pendidikan, Kementerian Pariwisata, industri kreatif, serta pemerintah daerah hingga tingkat RT/RW dalam menciptakan ekosistem digital yang aman bagi anak.

Peran Orang Tua dan Sekolah Sangat Penting

Syaiful menekankan bahwa edukasi digital harus dilakukan secara bersama-sama oleh orang tua, sekolah, dan pemerintah. Larangan tanpa edukasi hanya akan menambah rasa penasaran anak.

“Maka perlu cara pendampingan yang tepat untuk game yang berpotensi negatif maupun positif. Jangan hanya melihat game online sebagai ancaman, tapi juga cari nilai positifnya sambil meminimalkan dampak negatif. Orang tua tidak boleh abai terhadap tumbuh kembang anak di era digital ini,” tegasnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Games Selengkapnya
Lihat Games Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun