Mohon tunggu...
Muhammad Rofy Nurfadhilah
Muhammad Rofy Nurfadhilah Mohon Tunggu... Penulis

Menulis dan membaca merupakan cara yang paling elok dalam membunuh waktu.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Mendaki Gunung, Hobi yang Harus Disiapkan dengan Serius

19 Juli 2025   15:27 Diperbarui: 19 Juli 2025   17:09 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendakian Gunung Tampomas (Sumber: Dokumen pribadi)

Berkaca dari berbagai kejadian yang menimpa pendaki saat melakukan perjalanan naik maupun turun gunung, sudah selayaknya hobi ini dianggap lebih "serius". Berita tentang adanya hipotermia, kelelahan, tersesat, terjatuh bahkan sampai terjadi kematian merupakan sebuah fenomena menarik yang terjadi akhir-akhir ini. 

Membludaknya peminat dalam dunia pendakian seyogianya diiringi dengan keseriusan dalam mendalami hobi tersebut. Menjelajahi hutan dan gunung bukan seperti menjelajahi taman hutan kota, semua kemungkinan resiko bisa terjadi dan menimpa siapapun, baik yang diakibatkan oleh faktor "objektif" maupun faktor "subjektif". 

Dikutip dari detikTravel (dalam detikbali 27/07/2025) Ketua Komisi Operasional Dewan Normatif Wanadri, Alisar, mengatakan bahwa faktor pertama yang harus diketahui oleh pendaki saat akan mendaki gunung adalah faktor bahaya subjektif dan bahaya objektif. Bahaya subjektif merupakan bahaya yang ditimbukan oleh si pendaki itu sendiri, salah satunya adalah faktor kesiapan fisik, perlengkapan, peralatan, logistik bahkan pengetahuan si pendaki pada gunung yang akan dia daki. Ketika dalam faktor tersebut ada sesuatu yang kurang, maka otomatis akan menimbulkan bahaya. Besar kecilnya bahaya yang ditimbulkan berbanding lurus dengan kesiapan si pendaki tersebut sebelum melakukan perjalanan.

Sedangkan, bahaya objektif merupakan bahaya yang ditimbulkan oleh faktor alam itu sendiri. Atau, faktor keadaan yang diakibatkan oleh sesuatu yang berada di luar kendali kita. Seperti cuaca ekstrim, pohon tumbang, tanah longsor, erupsi, binatang buas ataupun medan pendakian itu sendiri. Oleh karenanya, meriset hutan dan gunung yang akan didaki merupakan faktor yang penting, setidaknya dari sanalah tolak ukur persiapan dan perencanaan pendakian harus dimulai.

Berprasangkalah bahwa setiap destinasi pendakian mengandung bahaya

Terlepas itu pendaki pemula maupun berpengalaman, mindet bahwa setiap hutan dan gunung mengandung bahaya harus tetap ditanamkan. Hal ini bukan berarti "jangan dibawa happy" namun dengan berpikir demikian si pendaki akan jauh-jauh hari meriset atau mempelajari hutan dan gunung yang akan dijelajahinya, yang kemudian ia akan mempersiapkannya dengan matang. Baik persiapan fisik dan kesehatan, maupun persiapan dari sisi perlengkapan, peralatan dan logistik.

Mungkin, postingan sosial media selalu menampilkan keindahakan yang "hakiki" dari setiap hutan dan gunung, namun harus disadari bahwa dibalik postingan yang menarik tersebut ada tantangan dan resiko yang harus dihadapi oleh para pendaki. Ikut trend memang boleh, selama positif, namun mempertimbangkan diri dari sisi keselamatan pun jauh lebih penting.

Maka apabila pendakian gunung menjadi bagian terpenting dari sebuah hobi atau untuk sekedar menghabiskan waktu di akhir pekan, maka seriuslah dalam menjalaninya. Mulailah dari mempelajari destinasi pendakian yang akan didaki sebagai bagian dari faktor objektif, dan setelahnya mulailah untuk persiapan fisik sebagai bagian dari faktor subjektif. Kedunya merupakan dua hal yang sangat penting untuk mejaga diri agar tetap aman. **

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun