Mohon tunggu...
MUHAMMAD RIZAL YUSTRIANDI
MUHAMMAD RIZAL YUSTRIANDI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Bemain Game

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Perancangan Sistem IoT Forest Fire sebagai Pendeteksi Kebakaran Hutan pada ICTS

11 Juni 2023   20:26 Diperbarui: 11 Juni 2023   20:36 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa Teknologi Rekayasa Komputer Institut Pertanian Bogor (IPB) Dokpri

Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan yang Masih Melanda Indonesia

Kebakaran hutan adalah salah satu bencana alam yang memiliki dampak serius terhadap ekosistem, manusia, dan hewan. Kebakaran hutan dapat merusak lingkungan, mengancam kehidupan satwa liar, mengurangi kualitas udara, dan bahkan mengakibatkan hilangnya sumber daya alam yang berharga. Oleh karena itu, penting untuk memiliki alat pendeteksi kebakaran hutan yang efektif guna mempercepat respons dalam penanggulangan bencana ini.

Seperti yang kita tahu bahwa Indonesia yang merupakan negara yang beriklim tropis, yang berarti memiliki 2 musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Pada musim kemarau, Indonesia sering kali mengalami kebakaran hutan. Beberapa provinsi di Indonesia seperti Riau dan Sumatera Utara mengalami dampak dari musim kemarau ini yang menyebabkan kebakaran hutan di wilayah tersebut.

Untuk meningkatkan efektivitas dalam pendeteksian kebakaran hutan, Mahasiswa Teknologi Rekayasa Komputer Sekolah Vokasi IPB telah mengembangkan sebuah alat berbasis IoT yang dapat mendeteksi kebakaran dengan cepat dan akurat. Pada dasarnya alat ini dibuat berdasarkan ide Chief Technology Officer dari Innovation Centre for Tropical Sciences (ICTS), yaitu Yudi Adityawarman yang ingin menciptakan suatu alat yang menjadi keresahan masyarakat dan masih sedikit keberadaannya di Indonesia yaitu alat pendeteksi kebakaran hutan.

Menurut Yudi yang pernah berkuliah di Hiroshima University, University of Arizona, dan Michigan Technology University itu mengatakan, bahwa permasalahan keberadaannya alat pendeteksi kebakaran hutan dan lahan masih sedikit. 

"Berdasarkan issue yang ada di Indonesia sekarang ini, memang masih sedikit alat yang bisa mendeteksi kebakaran hutan dan lahan. Saya harap alat ini mampu untuk mengatasi permasalahan yang masih sering terjadi ini (kebakaran hutan dan lahan).",Ujar Yudi. 

Pengerjaan alat ini membutuhkan waktu 3-4 bulan yang dikerjakan secara bertahap, mulai dari pengerjaan hardware yaitu membuat skema rangkaian dan merakit alat, hingga pengerjaan jaringan yang menghubungkan alat agar bisa mengirim data ke server.

Teknologi yang digunakan pada Alat Pendeteksi Kebakaran Hutan dan Lahan

Berikut ini adalah beberapa teknologi yang umum digunakan dalam alat pendeteksi kebakaran hutan dan lahan:

  • Sensor Suhu dan Kelembaban (XY-MD02) : Alat ini menggunakan sensor yang sensitif terhadap perubahan suhu dan kelembaban udara di sekitar hutan atau lahan. Jika suhu dan kelembaban mencapai tingkat yang tidak biasa, sensor akan memberikan sinyal peringatan kepada petugas pemadam kebakaran.
  • Teknologi Komunikasi Wireless (Lora) : Teknologi ini menggunakan Lora atau Long Range yang merupakan alat yang dirancang khusus untuk mengirimkan data dalam jarak jauh dengan konsumsi daya yang rendah.
  • Mikrokontroler (Arduino Uno dan Rasberry PI) : Alat ini menggunakan sebuah perangkat lektronik yang terdiri dari unit pemrosesan pusat (CPU), memori, dan periferal yang terintegrasi dalam satu chip. Fungsinya adalah untuk mengontrol dan mengkoordinasi operasi perangkat elektronik yang lebih kompleks.

Manfaat dari alat Pendeteksi Kebakaran Hutan dan Lahan

Dari konsep dari para Mahasiswa IPB dan Yudi Adityamarwan buat, bahwa alat Pendeteksi Kebakaran Hutan dan Lahan ini dapat digunakan secara real time. Oleh karena itu, pengguna dapat memantau secara langsung kondisi lahan atau hutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun