Mohon tunggu...
Muhammad Risal
Muhammad Risal Mohon Tunggu... Editor -

Tertarik dengan ilmu politik, kebijakan pemerintah,kebudayaan,dan isu isu global. Mahasiswa Magister Administrasi Publik FISIP Universitas Mulawarman.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Program CSR Energi Alternatif Biogas, Sebuah Kebijakan Alternatif Penghematan Energi

17 Mei 2018   09:42 Diperbarui: 17 Mei 2018   10:00 1070
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa harus menghemat energi? Pertanyaan penting itulah yang kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari berkaitan dengan permasalahan energi. Dapat dibayangkan jika kehidupan di dunia ini tanpa energi. Semua kendaraan bermotor tidak dapat berjalan, mesin-mesin industri tidak dapat berproduksi, serta manusia pun tidak bisa hidup tanpa adanya energi. 

Dalam pandangan masyarakat secara umum, energi dapat diartikan sebagai bahan bakar, yaitu sesuatu yang berguna untuk mengerakkan mesin-mesin, memanaskan, menerangi rumah, dan mengoperasikan kendaraan bermotor. Kita menggunakan energi dalam jumlah yang besar setiap harinya. Namun, yang menjadi permasalahan besar adalah persediaan bahan bakar fosil sebagai sumber energi utama yang semakin menipis persediaannya. Untuk itulah, pertanyaan "mengapa harus menghemat energi?" muncul.

Energi dapat kita klasifikasikan dalam dua bentuk, yaitu energi yang terbarukan dan yang tidak terbarukan. Sebagian besar energi yang kita gunakan berasal dari batu bara, minyak bumi, dan gas. Semuanya adalah bentuk bahan bakar fosil yang memerlukan waktu jutaan tahun untuk membentuknya dan tidak dapat diganti dalam waktu yang cepat sehingga bahan bakar fosil tersebut merupakan jenis energi yang tidak terbarukan. Artinya, suatu saat energi yang tidak terbarukan ini akan habis. Para ahli memeperkirakan bahwa dengan tingkat laju konsumsi energi seperti saat ini, cadangan energi bahan bakar fosil dunia hanya akan bertahan selama 100 tahun ke depan.

Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat konsumsi bahan bakar yang tinggi setiap harinya. Setiap hari, untuk konsumsi bahan bakar minyak (bbm) saja, Indonesia membutuhkan 1,4 juta barel bbm. Dan sebagian besar dari konsumsi bahan bakar tersebut adalah untuk kendaraan pribadi dan bukan untuk sektor produktif. Hal ini belum terhitung dari penggunaan energi lain seperti batu bara dan gas. 

Sumber energi yang berasal dari bahan bakar fosil akan habis dalam waktu dekat jika tidak diimbangi dengan penggunaan energi secara bijak dan hemat. Jika tidak ada perubahan dalam pola konsumsi energi, maka di khawatirkan Indonesia akan menghadapi krisis energi yang berkepanjangan dan dapat menimbulkan dampak sosial dan ekonomi di dalam masyarakat.

Solusi untuk mengatasi dan mencegah terjadinya krisis energi di masa yang akan datang adalah penggunaan energi alternatif atau energi yang yang dapat diperbarui. Indonesia memiliki banyak sumber energi alternatif yang melimpah seperti biogas, biomasa, biodiesel, panas bumi, energi matahari, angin, dan gelombang pasang surut.

Salah satu energi alternatif yang mudah untuk digunakan dan menggunakan teknologi sederhana dengan harga yang murah adalah biogas. Biogas memiliki peluang yang besar dalam pengembangan energi alternatif. 

Energi biogas dapat diperoleh dari air limbah rumah tangga, kotoran cair dari peternakan hewan, sampah organik pasar, dan industri makanan. Selain memiliki potensi yang besar, pemanfaatan energi biogas memilik banyak keunggulan, yaitu mengurangi dampak emisi rumah kaca, mengurangi bau tidak sedap, mencegah penyebaran penyakit yang berasal dari limbah, menghasilkan panas dan daya, serta hasil sampingan berupa pupuk padat dan cair.

Pemanfaatan limbah untuk menghasilkan biogas secara ekonomis akan sangat kompetitif seiring dengan meningkatnya harga bahan bakar minyak maupun gas dan pupuk anorganik. Teknologi pemanfaatan limbah kotoran hewan dan rumah tangga menjadi suatu sumber energi alternatif meskipun dapat dilakukan dengan cara yang sederhana namun mayoritas masyarakat Indonesia, terutama peternak dan petani, belum mampu memanfaatkannya. Hal ini disebabkan karena minimnya pengetahuan masyarakat tentang teknologi pemanfaatan limbah menjadi biogas.

Pemanfaatan biogas kini tidak hanya terbatas pada penggunaan biogas sebagai pengganti elpiji untuk memasak, tetapi juga digunakan sebagai sumber energi untuk menghidupkan genset listrik, bahkan untuk menjalankan kendaraan sepeda motor. Secara sederhana, cara memproduksi biogas adalah sebagai berikut:

Hal yang pertama dipersiapkan adalah wadah atau bejana untuk mengolah limbah yang akan dijadikan biogas. Dalam skala kecil, wadah yang digunakan adalah bak dari semen yang cukup lebar atau drum bekas yang masih layak pakai. Selain itu harus dapat dipastikan terlebih dahulu ada limbah yang dapat digunakan sebagai sumber bahan baku biogas, yaitu limbah kotoran hewan ataupun rumah tangga.

Proses yang kedua adalah mencampurkan kotoran organik dengan air menggunakan perbandingan 1:1 atau 1:1,5. Air berperan dalam proses biologis pembuatan biogas.

Temperatur wadah harus dijaga minimal dalam skala suhu 27-28 derajat celcius. Hal ini berkaitan dengan proses lamanya waktu pembuatan biogas hingga dapat dipergunakan. Semakin dingin suhunya, maka akan semakin lama biogas itu terbentuk.

Kehadiran organik pemroses, jasad renik yang memiliki kemampuan untuk menguraikan limbah menjadi gas metan (CH4) dan CO2. Secara alamiah, organisme pembentuk gas tersebut sudah berada dalam kotoran yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan biogas.

Untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang diinginkan, wadah penampung kotoran harus bersifat anaerobik. Artinya, bejana atau tempat penampungan kotoran tersebut harus kedap udara dan dalam keadaan tertutup rapat sehingga tak ada oksigen yang masuk sehingga limbah kotoran dapat terurai dengan baik dan dapat mengahsilakan gas metan.

Seminggu setelah proses pembuatan biogas, maka biogas sudah dapat dinikmati hasilnya. Biasanya digunakan pipa-pipa untuk mengalirkan gas dari bejana penyimpanan ke rumah untuk dapat digunakan sebagai pengganti gas elpiji atau di simpan dalam wadah-wadah seperti balon angin dan dapat digunakan di lain kesempatan atau berfungsi sebagai biogas cadangan.

Pemanfaatan biogas memperlihatkan kepada kita bahwa dengan cara yang sederhana, murah, dan efisien kita dapat menghasilkan energi alternatif pengganti bahan bakar minyak gas dari bahan-bahan limbah di sekitar lingkungan kita. Bahkan di negara India, biogas dihasilkan dari limbah kotoran manusia. Apabila hal tersebut dapat dilakukan di India, tentu bukan sebuah hal yang mustahil masyarakat Indonesia pun dapat melakukannya. Selama ini pemanfaatan biogas di Indonesia berasal dari limbah peternakan hewan konsumsi seperti ayam, bebek, dan sapi.

Hingga saat ini pemanfaatan limbah kotoran menjadi biogas belum menjadi perhatian pemerintah Indonesia, namun hal tersebut bukan berarti kita sebagai masyarakat hanya berdiam diri dengan tidak melakukan hal-hal yang positif dalam rangka gerakan hemat energi. Salah satu solusi yang cukup menarik untuk dilakukan adalah dengan memanfaatkan program Corporate Social Responsibility (CSR).  

CSR adalah suatu konsep atau tindakan yang dilakukan oleh perusahaan sebagai rasa tanggung jawab perusahaan terhadap sosial dan lingkungan dimana perusahaaan tersebut berada, seperti melakukan kegiatan peningkatan kesejahteraan masyarakat, pemberian beasiswa, atau pembangunan fasilitas yang dapat membantu kegiatan di lingkungan dimana perusahaan tersebut berada. 

Dalam hal pemanfaatan biogas, CSR dapat menjadi sebuah program yang baik untuk dijadikan sebagai sarana yang efektif untuk memperkenalkan dan mengimplementasikan bagaimana pemanfaatan biogas sebagai sumber energi alternatif dalam lingkungan masyarakat sekitar perusahaan tersebut berada.

Jika selama ini program CSR hanya dalam bentuk-bentuk umum seperti pembangunan jalan, pembangunan fasilitas umum, dan beasiswa, maka akan menjadi sebuah teriobosan baru jika perusahaan melaksanakan program CSR dengan lebih konsen pada permasalahan energi karena permasalahan energi menyangkut kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat banyak secara langsung. 

Bentuk program CSR yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan bantuan ternak seperti sapi, ayam, atau bebek kepada kelompok ternak di di wilayah sekitar perusahaan serta memberikan pelatihan dan bantuan peralatan pembuatan biogas kepada masyarakat sekitar, terutama untuk daerah-daerah yang tertinggal atau kurang maju. 

Dengan menjadikan biogas sebagai program CSR utama, gerakan hemat energi secara total bukan hanya menjadi sebuah slogan semata, namun dapat dilakukan dan diimplementasikan langsung oleh masyarakat dan perusahaan yang memiliki komitmen hemat energi dalam kehidupan sehari-hari.

Jika program CSR dengan konsen penggunaan energi alternatif biogas berhasil dilaksanakan, maka perusahaan tersebut langsung memenuhi tiga bentuk pelaksanaan CSR, yaitu Community Relation (kegiatan dalam bentuk pengembangan informasi dan komunikasi), Community Services (kegiatan dalam bentuk pelayanan masyarakat dan kepentingan umum), dan Community Empowering (program penunjang kemandirian masyarakat). Community Relation dalam bentuk sosialisasi program, Community Service dalam bentuk pemberian bantuan hewan dan peralatan pembuatan biogas, serta Community Empowering dalam bentuk program bantuan yang menunjang kemandirian masyarakat.

Pelaksanaan program CSR dengan fokus pada permasalahan pengembangan biogas dan peternakan secara berkelanjutan akan menimbulkan efek lingkaran emas yang akan dinikmati masyarakat dan perusahaan. Melalui kegiatan CSR tersebut, masyarakat dapat melakukan gerakan hemat energi dalam bentuk yang paling real serta peningkatan ekonomi dan kemandirian masyarakat. 

Kondisi yang kondusif melalui keberhasilan CSR akan menjamin kelancaran kegiatan produksi dan distribusi perusahaan. Selain itu perusahaaan juga ikut mensukseskan gerakan hemat energi nasional yang langsung menyentuh sendi-sendi kehidupan sosial masyarakat secara langsung.

Muhammad Risal, S.IP

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun