Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. Peranannya tidak hanya dalam menyerap tenaga kerja, tetapi juga menjaga stabilitas ekonomi lokal di tengah fluktuasi pasar global. Kota Banjarmasin, yang dikenal sebagai kota seribu sungai, memiliki potensi ekonomi yang besar di sektor perdagangan, jasa, dan kuliner khas daerah. Salah satu contohnya dapat dilihat pada inovasi usaha lokal yang berkembang di tingkat masyarakat, seperti usaha rujak tradisional yang dikelola oleh pelaku UMKM setempat.
Dalam konteks ini, wirausahawan bernama Bapak Salim dari Kelurahan Kampung Melayu, Kecamatan Banjarmasin Tengah, menjadi potret nyata semangat kewirausahaan di daerah. Usaha rujak yang beliau kembangkan bukan hanya menjadi sumber penghasilan, tetapi juga cerminan inovasi dan ketangguhan pelaku usaha kecil dalam menghadapi tantangan ekonomi.
Potret UMKM di Banjarmasin
Â
Berdasarkan hasil wawancara, usaha yang dijalankan oleh Bapak Salim termasuk kategori usaha mikro dengan jumlah tenaga kerja sekitar 1--3 orang. Usaha ini telah berjalan selama lebih dari enam tahun dan berfokus pada sektor perdagangan makanan ringan khas lokal. Walaupun pengelolaan usaha dilakukan secara sederhana tanpa perencanaan tertulis, ketekunan dan kemampuan adaptasi membuat usaha ini mampu bertahan.
Keberhasilan usaha mikro seperti ini membuktikan bahwa UMKM berperan besar dalam memperkuat ekonomi daerah. Tambunan (2019) menyatakan bahwa kekuatan utama UMKM terletak pada kemampuannya untuk bertahan di tengah krisis, karena struktur operasionalnya yang fleksibel dan berbasis komunitas lokal.
Inovasi Sebagai Kunci Keberlanjutan
Â
Salah satu aspek menarik dari usaha rujak Bapak Salim adalah inovasi sederhana namun efektif yang dilakukan untuk menjaga kepuasan pelanggan. Meskipun belum berbentuk strategi inovasi yang sistematis, pelaku usaha terus menyesuaikan cita rasa, cara penyajian, dan kemasan agar sesuai dengan selera pasar.
Sebagai contoh, variasi tingkat kepedasan dan kombinasi buah segar yang disesuaikan dengan musim menjadi bentuk inovasi kecil yang berdampak besar terhadap penjualan.
Menurut Tidd dan Bessant (2015), inovasi tidak harus selalu bersifat teknologi tinggi; inovasi dapat berupa perubahan kecil yang berkelanjutan untuk meningkatkan nilai bagi pelanggan. Dengan demikian, upaya Bapak Salim termasuk bagian dari incremental innovation---inovasi bertahap yang memperkuat daya saing usaha mikro di pasar lokal.
Tantangan dalam Pengelolaan dan Strategi Bisnis