Di tengah derasnya arus globalisasi dan kemajuan teknologi digital, bangsa Indonesia menghadapi tantangan besar dalam menjaga nilai-nilai luhur yang telah diwariskan oleh para pendiri bangsa. Salah satu nilai paling mendasar yang kini mulai terkikis adalah semangat Pancasila bukan hanya sebagai dasar negara, tetapi juga sebagai pandangan hidup dalam keseharian masyarakat Kini, generasi muda lebih akrab dengan budaya luar yang mereka temui lewat media sosial, film, dan musik internasional. Fenomena ini sebenarnya bukan hal yang sepenuhnya buruk, karena globalisasi membuka ruang untuk belajar, berinovasi, dan memperluas wawasan.
Namun, ketika budaya luar lebih dominan dibandingkan nilai bangsa sendiri, maka di situlah mulai muncul kekhawatiran: hilangnya rasa nasionalisme dan menurunnya pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.Sebenarnya, Pancasila tidaklah ketinggalan zaman. Nilai-nilainya tetap relevan di setiap era, termasuk di era digital seperti sekarang. Misalnya, sila pertama "Ketuhanan Yang Maha Esa" mengajarkan kita untuk menjaga moral dan etika, bahkan ketika berinteraksi di dunia maya. Sila kedua "Kemanusiaan yang adil dan beradab" mengingatkan kita untuk tetap menghormati sesama pengguna internet, tidak melakukan perundungan (cyberbullying), dan tidak menyebar ujaran kebencian. Sayangnya, media sosial justru sering menjadi ladang penyebaran kebencian dan hoaks.
Banyak orang yang dengan mudahnya menilai, mencaci, bahkan memfitnah tanpa mempertimbangkan kebenaran informasi. Di sinilah peran penting penguatan nilai Pancasila diperlukan. Sila ketiga, "Persatuan Indonesia", seharusnya menjadi dasar bagi setiap warga negara untuk tidak terpecah hanya karena perbedaan pilihan politik atau pandangan sosial di internet. Pancasila bukan sekadar hafalan lima sila, melainkan pedoman moral untuk membentuk karakter bangsa. Sila keempat, "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan", bisa kita terapkan dalam dunia digital dengan cara berdiskusi secara sehat dan terbuka, bukan saling menjatuhkan.
Sementara sila kelima, "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia", mengajarkan kita untuk menggunakan teknologi secara bijak demi kebaikan bersama, bukan hanya untuk kepentingan pribadi.Salah satu langkah nyata untuk menanamkan kembali nilai Pancasila adalah melalui pendidikan karakter. Sekolah dan kampus perlu menanamkan kesadaran bahwa Pancasila bukan sekadar pelajaran wajib, tapi panduan hidup yang membentuk cara berpikir, bersikap, dan bertindak. Selain itu, peran orang tua juga penting dalam memberikan contoh penerapan nilai-nilai Pancasila di rumah seperti gotong royong, kejujuran, dan saling menghormati.
Pemerintah juga bisa berperan aktif dengan membuat kampanye digital yang mengajak masyarakat mengamalkan nilai Pancasila secara nyata. Misalnya, gerakan "Bijak Bermedia Sosial" atau "Saring Sebelum Sharing" yang sejalan dengan nilai kemanusiaan dan persatuan. Dengan pendekatan kreatif dan modern, Pancasila bisa kembali dipahami oleh generasi muda bukan sebagai doktrin, tapi sebagai gaya hidup bangsa Indonesia. Pancasila adalah warisan terbesar bangsa yang harus terus dijaga dan dijalankan. Ketika dunia berubah cepat, Pancasila tetap menjadi jangkar moral dan identitas nasional. Tugas kita bukan hanya menghafalnya, tapi menghidupkannya dalam perilaku sehari-hari baik di dunia nyata maupun dunia maya. Dengan begitu, nilai-nilai luhur bangsa tidak akan terkikis oleh arus globalisasi, melainkan justru semakin kuat dan relevan di tengah tantangan zaman.
Muhammad Ridho, Mahasiswa Prodi Komunikasi, Universitas Pamulang
Referensi: 1. Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) (2021) Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan berbangsa dan bernegara 2. Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). (2023). Penguatan Nilai Pancasila di Era Transformasi Digital.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI