Mohon tunggu...
Muhammad Padisha
Muhammad Padisha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UPNVY

Suka membaca

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengungkap Bayangan: Menelusuri Rasisme Dalam Masyarakat Korea Selatan

5 Juni 2023   10:30 Diperbarui: 5 Juni 2023   10:33 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.pexels.com/

Apa itu rasisme? Rasisme adalah keyakinan atau perilaku yang didasarkan pada keyakinan atau stereotip tentang karakteristik fisik dari suatu kelompok tertentu dan menerapkan diskriminasi terhadap orang-orang dari kelompok tersebut. Dapat dikatakan bahwasanya rasisme adalah perilaku tidak adil terhadap orang-orang yang dianggap berbeda atau kurang unggul dalam hal keturunan, warna kulit, atau budaya dari kelompok dominan. Rasisme dapat berbentuk fisik atau verbal dan untuk mengekspresikan tindakannya dapat terjadi dalam berbagai bentuk, mulai dari isu-isu kecil seperti lelucon, pernyataan tidak sopan, kekerasan, hingga penindasan yang lebih serius.

Fenomena rasisme sendiri bukanlah suatu hal baru dalam dunia internasional. Meskipun tidak ada catatan pasti mengenai kapan munculnya rasisme, masalah ini diperkirakan mulai muncul semenjak adanya identifikasi terhadap orang Yahudi dengan iblis dan sihir pada abad ke-13 dan ke-14. Fenomena ini adalah tanda awal dari pandangan rasisme yang ada sampai saat ini. Rasisme mulai dikenal secara luas semenjak adanya diskriminasi ras warna kulit, antara kulit hitam dengan kulit putih (White Supremacy) yang marak terjadi di Amerika Serikat pada awal abad ke-19 bahkan sampai saat ini. 

Dalam buku yang berjudul "They and We: Racial and Ethnic Relations in the United States" Peter Rose mengatakan bahwa adanya rasisme terhadap etnis atau kelompok tertentu disebabkan oleh prasangka masyarakat terhadap kelompok tersebut. Prasangka itulah yang pada akhirnya dijadikan sebagai suatu keyakinan oleh masyarakat dalam memandang negatif suatu kelompok ras atau etnis lainnya (Rose, 1997:113). Seiring berjalannya waktu, prasangka tersebut mengakar dan menjadi suatu pandangan yang dianggap umum  dalam masyarakat.

Pemicu terjadinya rasisme di lingkup internasional salah satunya dikarenakan adanya ketidakadilan sistem kebijakan dan hukum, sering terjadi diskriminasi sistemik yang merugikan kelompok minoritas dalam hal akses terhadap pendidikan, kesehatan, pekerjaan dan hak-hak sipil lainnya. Penyebab yang lainnya bisa terjadi karena adanya stereotip dan prasangka, terkadang orang-orang membawa prasangka buruk terhadap kelompok lain tanpa alasan yang jelas. Misalnya seperti orang yang berkulit hitam dicap sebagai orang yang suka melakukan kejahatan, orang Asia dianggap sebagai pembawa virus Covid-19, dan orang Arab yang diidentikkan dengan teroris. Selain itu bagi negara-negara dengan sejarah kolonialisme dan imperialisme, seperti Amerika Serikat yang memiliki sejarah terkait dengan penjajahan, hal tersebut menciptakan perspektif superioritas dalam masyarakat tertentu yang terus diwariskan dan ditanamkan secara turun-temurun.

Beberapa tahun terakhir, Korea Selatan menjadi sorotan banyak pihak karena kasus diskriminasi yang marak terjadi. Peristiwa-peristiwa rasisme seperti diskriminasi terhadap pekerja asing, adanya program komedi yang menampilan adegan merendahkan ras tertentu serta menyebarkan stereotip negatif tentang mereka, pelarangan orang dengan warna kulit gelap untuk masuk ke tempat hiburan, dan masih banyak lagi. Hal tersebut tentunya sangat mengkhawatirkan dan melanggar hak asasi manusia.

Penyebab maraknya diskriminasi rasial di Korea adalah karena masyarakatnya yang cenderung homogen. Apa itu masyarakat homogen? Masyarakat homogen adalah kelompok masyarakat yang memiliki keseragaman dalam hal karakteristik sosial, budaya, etnis, agama, atau latar belakang demografi tertentu. Dalam masyarakat homogen, anggotanya cenderung memiliki kesamaan nilai-nilai, norma-norma, bahasa, adat istiadat, dan identitas yang kuat. Hal inilah yang menyebabkan terciptanya norma-norma sosial yang tidak mempertimbangkan keberagaman dengan baik. Pada saat yang sama, Korea Selatan semakin menjadi masyarakat multikultural yang ditandai dengan banyaknya para imigran dan pekerja asing yang masuk ke negara tersebut dalam beberapa dekade terakhir. Kondisi ini menyebabkan prasangka negatif dalam masyarakat Korea Selatan yang pada akhirnya menimbulkan diskriminasi pada suatu kelompok atau ras tertentu.

Fenomena ini diperparah dengan tidak adanya undang-undang di Korea Selatan yang menjamin perlindungan atas diskriminasi atau undang-undang anti-diskriminasi. Hal ini terjadi karena banyaknya pihak-pihak yang keberatan dan menolak adanya undang-undang tersebut. Sampai sekarang, tidak ada undang-undang di Korea Selatan yang menjamin mengenai kesetaraan dan perlindungan anti-diskriminasi antar warga negaranya maupun warga negara asing yang hidup dengan negara tersebut. Akibatnya, banyak warga asing terutama para pekerja yang mengalami diskriminasi rasial seperti mendapatkan gaji dibawah upah minimum negara tersebut, tidak adanya jaminan sosial, dianggap sebagai penjahat oleh warga lokal dan pemerintah, bahkan disebut sebagai beban negara.

Selain itu, di Korea Selatan juga terdapat tingkatan hierarki warna kulit pada masyarakatnya yang menyebabkan tingginya kasus rasisme di negara tersebut. Sejak meningkatnya perekonomian dan industrialisasi di negara itu pada akhir tahun 80-an, mengakibatkan kurangnya pekerja berketerampilan rendah. Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah Korea Selatan mulai aktif dalam menerima pekerja asing pada awal tahun 1990-an. Para pekerja asing ini bekerja di industri yang sulit, kotor, dan berbahaya dan sebagian besar berasal dari negara-negara Asia Tenggara. Hal tersebut menimbulkan prasangka dalam masyarakat setempat bahwasanya mereka yang berasal dari Asia Tenggara memiliki kedudukan yang lebih rendah daripada masyarakat Korea Selatan itu sendiri.

Apa hal yang menyebabkan rasisme sulit untuk diberantas? dari kasus dan penjelasan diatas ada beberapa faktor yang mendasari mengapa rasisme sulit untuk diberantas, faktor-faktor tersebut sebagai berikut :

Faktor Lingkungan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun