SMARTPHONE: SAHABAT ATAU MUSUH?Â
Oleh: Muhammad Nur Irvan Aprianto
PendahuluanÂ
Dalam era digital ini, hampir seluruh aspek kehidupan berubah dikarenakan perkembangan teknologi modern, salah satunya adalah penggunaan smartphone dalam kehidupan sehari-hari. Di tengah kemajuan teknologi modern ini, smartphone atau handphone menjadi salah satu benda yang harus dimiliki oleh semua orang, hingga jika seseorang tidak memiliki smartphone pasti tidak akan bisa mengikuti kecepatan perkembangan zaman. Smartphone  adalah perangkat  elektronik  kecil  yang  memiliki berbagai fungsi dan teknologi terbaru, yang membuat hidup manusia menjadi lebih praktis (Ghofururrohim et al., 2023).  Â
Smartphone memberikan layanan-layanan yang sangat memudahkan manusia dalam kehidupan sehari-hari, seperti akses informasi dari internet, komunikasi melalui daring, dan aplikasi-aplikasi yang dapat memberikan hiburan dan meningkatkan efisiensi dalam kegiatan sehari-hari. Namun, di balik semua kemudahan itu, muncul pertanyaan dibenak saya sebagai mahasiswa: "apakah smartphone ini menjadi sahabat kita dalam berkembang, atau menjadi musuh yang justru menghambat kita untuk berkembang? Â Â
IsiÂ
Dari pengalaman saya sebagai mahasiswa, apakah smartphone itu sahabat atau musuh tidak sesederhana itu, smartphone seperti pisau bermata dua, perannya bergantung pada bagaimana kita mengelolanya. Di satu sisi, smartphone dapat dijadikan sahabat dalam pengembangan diri, smartphone berisi perpustakaan digital tanpa batas yang menjangkau informasi di seluruh dunia yang bisa diakses hanya dengan sentuhan tangan saja. Sebagai mahasiswa, saya bisa dengan mudah mencari informasi mengenai jurnal ilmiah, artikel, karya tulis ilmiah, ataupun video edukasi yang bisa membantu tugas kuliah kapan pun dan di mana pun. Smartphone menghilangkan batasan geografis dalam mencari informasi di semua tempat, membuat pendidikan menjadi mudah dan efisien.
Dalam bidang sosial, smartphone menjadi sarana untuk menjaga hubungan dengan keluarga dan kerabat yang jauh. Panggilan video dan pesan instan dapat membuat kita untuk tetap terhubung satu sama lain, berbagi momen penting dan indah, seolah jarak tidak lagi menjadi penghalang untuk kita berkomunikasi. Selain itu, smartphone juga meningkatkan produktivitas dengan layanan-layanan aplikasi yang membantu kita dalam kegiatan sehari-hari, seperti mengatur jadwal, mencatat ide, dan berkolaborasi dalam proyek.
Namun, di sisi lain, smartphone juga bisa bertindak sebagai musuh yang merusak fokus dan hubungan dalam sosial. Saat seseorang sudah kecanduan bermain smartphone, dia cenderung akan mengeluarkan smartphone bahkan sampai membuka game saat sedang berkumpul dengan orang lain baik teman maupun keluarga, hal ini biasa disebut dengan istilah phubbing. Phubbing adalah tindakan mengabaikan atau tidak memperdulikan seseorang dalam sebuah lingkungan karena lebih fokus terhadap smartphone daripada membangun sebuah percakapan (Ainul Fadilah et al., 2022). Phubbing menciptakan isolasi digital di tengah keramaian, mengurangi kedekatan dalam interaksi tatap muka. Smartphone dirancang untuk menarik perhatian kita, dan hal ini menguji kemampuan kita untuk fokus pada tugas atau percakapan penting.Â
Dalam ranah psikologis, media sosial di smartphone menumbuhkan budaya perbandingan sosial dan haus akan validasi dari orang lain di internet. Kita sering merasa harus menampilkan sisi terbaik dari diri kita kepada internet, yang dapat menimbulkan kecemasan dan menghilangkan batas antara realitas dan citra yang kita bangun di internet atau media sosial.
PenutupÂ