Mohon tunggu...
Muhammad Nur Hasan
Muhammad Nur Hasan Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya Muhammad Nur Hasan Mahasiswa Hukum Tata Negara Fakultas Syariah di Kampus UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Menulis bagiku suatu kebutuhan untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran. Filsafat dan hukum menjadi genre keilmuan yang saya minati. Diskusi dan kajian adalah kegiatan yang menarik untuk mempertajam pola pikir kritis dan harus dilestarikan di lingkungan akademisi. Terus berproses dan mengembangkan kualitas intelektual menjadi fokus utama yang harus saya lakukan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Teori Perspektif Manusia: Sebagai Paradigma dalam Kehidupan Manusia

4 September 2023   00:55 Diperbarui: 4 September 2023   01:13 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : pexels.com / manusiaberjalancepat by Mike Chai  

 "Manusia dilahirkan sebagai kertas putih, dan dia sendiri yang akan menuliskan jalan hidupnya diatas kertas itu". ~John Locke

Manusia merupakan makhluk sosial, makhluk yang tidak bisa hidup sendiri, makhluk yang membutuhkan makhluk hidup lainnya. Setiap manusia memiliki keinginan dan kepentingannya masing-masing, sehingga dalam mewujudkan keinginannya tersebut mereka (manusia) membutuhkan manusia lainnya. 

Dinamika kehidupan manusia berbeda antara satu orang dengan yang lainnya. Ada yang hidupnya bahagia, ada juga yang sengsara. Dalam upaya memahami manusia, ada caranya atau ada teorinya . Dalam buku menjadi manusia menjadi hamba karya Fahruddin Faiz ada lima teori dalam memahami manusia, yaitu teori fatalistik, teori behaviorisme, teori dualisme, teori humanisme, dan teori psikoanalisis.    

1. Teori Fatalistik

Teori fatalistik, kalau dalam Islam dikenal sebagai Jabariyah. Teori fatalistik ini memandang bahwa kehidupan manusia sudah ditetapkan oleh Allah Swt sampai kepada sesuatu yang sifatnya detail yang paling kecil. 

Dalam pandangannya kaum Jabariyah, orang baik atau jahat merupakan takdir yang sudah digariskan Allah, termasuk ashabul yamin atau ashabusy-syimal. 

Antara seseorang masuk neraka atau surga, sejatinya sudah ditetapkan oleh Allah swt. Walaupun manusia berupaya untuk berbuat baik sedemikian rupa, ketika takdirnya masuk neraka ya dia akan masuk neraka, begitu juga sebaliknya. 

Perspektif jabariyah ini bisa diibaratkan manusia adalah wayang, dimana dalangnya sudah melabeli tiap wayang dengan sifat jahat atau baik. Mau bagaimanapun wataknya wayang sengkuni dia jahat, maka dalang nya dalam memainkan sengkuni sesuai wataknya yakni jahat.

2. Teori Behaviorisme 

Teori behaviorisme menyatakan bahwa kullu mauluudin yuuladu ‘alal-fitrah (manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah atau kosong). Perspektif ini sama seperti teori tabula rasa oleh John Locke yang menyatakan bahwa manusia dilahirkan sebagai kertas putih, dan dia sendiri yang akan menuliskan jalan hidupnya diatas kertas itu . 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun