Mohon tunggu...
muhammad noval fahlevi
muhammad noval fahlevi Mohon Tunggu... Mahasiswa

hobi saya bermain volly,lari dan main game

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Teknologi satelit dan Penyelamatan Lahan Gambut Indonesia

18 Oktober 2025   22:17 Diperbarui: 18 Oktober 2025   22:17 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pendahuluan

Lahan gambut merupakan ekosistem yang sangat vital di Indonesia karena berfungsi sebagai penyimpan karbon alami, pengatur keseimbangan hidrologi, serta habitat bagi beragam spesies hayati. Luas lahan gambut di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 13,4 juta hektare, yang tersebar di wilayah Kalimantan, Sumatra, dan Papua. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, kawasan ini mengalami tekanan berat akibat konversi lahan, kebakaran hutan, dan pengeringan berlebihan untuk aktivitas pertanian serta perkebunan. Akibatnya, terjadi degradasi ekosistem yang parah dan pelepasan emisi karbon dalam jumlah besar ke atmosfer.

 Peran Teknologi Satelit dalam Pemantauan Lahan Gambut

Pemanfaatan teknologi satelit memberikan kemampuan untuk melakukan pemantauan area yang sangat luas dalam waktu singkat dengan akurasi data yang tinggi. Melalui hasil citra satelit, peneliti maupun lembaga pemerintah dapat mengamati perubahan tutupan lahan, memantau kadar kelembapan tanah, serta mendeteksi titik panas (hotspot) yang menjadi tanda awal terjadinya kebakaran lahan gambut.

Data satelit yang diperoleh dari berbagai lembaga seperti NASA melalui sistem MODIS, Landsat, dan Sentinel telah dimanfaatkan secara luas untuk memantau kondisi lahan gambut di Indonesia. Melalui analisis citra satelit tersebut, wilayah yang berpotensi mengalami pengeringan dan kerentanan terhadap kebakaran dapat terdeteksi lebih dini, sehingga langkah-langkah pencegahan dapat dilakukan sebelum api menyebar lebih luas.

Selain itu, teknologi penginderaan jauh (remote sensing) berperan penting dalam pemetaan kedalaman lapisan gambut, pemantauan genangan air (rewetting), serta penilaian tingkat kerusakan atau degradasi lahan. Data yang dihasilkan dari teknologi ini menjadi acuan utama bagi lembaga seperti Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) dalam merancang serta melaksanakan program restorasi lahan gambut secara efektif.

Penerapan Nyata di Indonesia

Berbagai program nasional telah mengintegrasikan teknologi satelit dalam upaya pengelolaan lahan gambut. Sebagai contoh, BRGM memanfaatkan citra satelit Sentinel-1 dan Landsat 8 untuk memantau efektivitas kegiatan rewetting di wilayah Kalimantan dan Sumatra. Sementara itu, BMKG bersama KLHK bekerja sama dalam pemantauan titik api dan analisis pola curah hujan guna memperkuat sistem peringatan dini kebakaran hutan dan lahan. Selain itu, peneliti dari universitas dan lembaga lokal juga menggunakan data satelit untuk menyusun peta sebaran lahan gambut serta model prediksi kebakaran berdasarkan tingkat kelembapan tanah dan tutupan vegetasi.

Penerapan teknologi ini terbukti menekan risiko kebakaran dan mempercepat pengambilan keputusan dalam upaya mitigasi bencana lingkungan.

Manfaat Sosial dan Ekologis

Pemanfaatan teknologi satelit tidak hanya berkontribusi terhadap pelestarian lingkungan, tetapi juga memberikan dampak positif secara sosial dan ekonomi bagi masyarakat sekitar kawasan gambut. Melalui data yang akurat, petani serta warga lokal dapat memperoleh pendampingan dan pelatihan mengenai praktik pertanian ramah gambut, seperti penerapan tata air mikro, penggunaan tanaman yang adaptif terhadap kondisi lahan gambut, dan pengelolaan tanpa metode pembakaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun