Mohon tunggu...
muhammad nimat
muhammad nimat Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hobi membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Isu isu dibalik sistem jaminan sosial

13 Oktober 2025   12:12 Diperbarui: 13 Oktober 2025   12:12 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kita semua pasti ingin hidup tenang tanpa harus khawatir kalau tiba-tiba jatuh sakit,
kehilangan pekerjaan, atau tak punya penghasilan dimasa tua. Itulah alasan mengapa jaminan
social menjadi bagian penting dari kehidupan Masyarakat modern. Di Indonesia sistem ini
diwujudkan melalui BPJS Kesehatan dan BPJS ketenagakerjaan, dua Lembaga besar yang
menjadi garda depan dalam memberikan perlindungan social bagi seluruh warga negara.
Namun, seperti banyak sistem besar lainnya, pelaksanaan jaminan sosial di Indonesia
masih menghadapi berbagai persoalan. Mulai dari rendahnya kepesertaan, kualitas pelayanan
yang belum merata, hingga tantangan keuangan dan transparasi Lembaga. Mari kita bahas satu
persatu agar kita bisa melihat masalahnya secara lebih jernih.

1. Rendahnya Kesadaran dan kepesertaan Masyarakat
Salah satu isu utama dalam jaminan sosial di Indonesia adalah Tingkat
kepesertaan yang belum merata, terutama di sektor informal. Pekerja formal
seperti pegawai negeri dan karyawan Perusahaan umumnhya sudah otomatis
menjadi peserta BPJS karena didaftarkan oleh tempat kerja. Namun jutaan
pekerja informal seperti pedagang kecil, petani, nelaqyan, dan ojek daring masih
belum bisa terlindungi.
Banyakdari mereka yangf merasa bahwa belum membayar iuran stiap bulan
adalah beban tambahan. Padahal, Ketika sakit atau mengalami kecelakaan kerja,
biaya pengobatan bisa jauh lebih besar daripada iuran yang dibayarkan.
Kurangnya pemahaman tentang manfaat jaminan sosial membuat banyak orang
menunda menjadi peserta yang benar-benar membutuhkan yang kadang sudah Terlambat 

2. Kualitas pelayanan yang belum merata
Isu lain yang sering mencuat adalah kualitas BPJS Kesehatan. Banyak peserta
mengeluhkan antrean Panjang di rumah sakit, lambatnya proses administrasi,
hingga perbedaan perlakuan antara pasien umum dan pasien BPJS. Meski tidak
semua fasilitas Kesehatan demikian, persepsi negatif ini terlanjur melekat
dimasyarakat. Padahal tujuan awal BPJS adalah agar semua warga negara
memiliki akses Kesehatan yang setara tanpa memandang status ekonomi.
Sayangnya, dalam praktiknya, jumlah peserta yang terus meningkat tidak
diimbangi dengan kapasitas dan kualitas pelayanan yang memadai. 

3. Masalah keuangan dan defisit dana
Masalah defisit keuangan BPJS Kesehatan. Dalam beberapa tahun terakhhir,
laporan keuangan Lembaga ini menunjukan bahwa jumlah klaim yang dibayarkan
sering kali lebih besar daripada iuran yang diterima. Artinya, sistem ini tidak
sepenuhnya berimbang. FAktor penyebabnuya beragam. Di satu sisi, biaya
layanan Kesehatan terus meningkat karena harga obat, alat medis, dan
kebutuhan rumah sakit yang semakijn tinggi. Disisi lain masih banyak peserta
yang tidak rutin membayar iuran, terutama dikalangan mandiri.
Kondisi ini membuat pemerintah harus turun tangan dengan memberikan dana
atau subsidi. Namun jika defisit terus terjadi tanpa Solusi structural,
keberlanjutan sistem jaminan sosial terancam. Di perlukan kebijakan pembiayaan
yang lebih berkelanjutan, misalnya dengan meninjau ulang struktur iuran dan
memperketat pengawasan penggunaan dana.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun