Dengan demikian, Chat-GPT dapat meningkatkan dan memperkaya ilmu bagi semua orang. Model chat-GPT sudah mencapai pemahaman yang kuat akan natural language dengan membentuk model task-agnostic (tugas tidak diketahui namun model dapat menyimpulkannya dari pengamatan) melalui pre-training dari dataset yang dibutuhkan. Hasilnya, model ini memperoleh pengetahuan umum yang signifikan, yang dikembangkan untuk menyelesaikan tugas-tugas seperti menjawab pertanyaan, penilaian kesamaan semantik, klasifikasi teks, menalar langsung, menggunakan kata baru, dan bahkan melakukan aritmatika 3 digit.
Kemunculan Chat-GPT memang membuat suatu perubahan yang sangat berarti di dunia digital sekarang ini. Berbagai kontroversi yang ada sebenarnya masih berupa opini yang dicetuskan para pengguna. Saat ini, chat-GPT masih belum bisa menggantikan pekerjaan manusia secara gamblang, namun masih sebatas tools baru dalam merespon hal yang diperlukan oleh penggunanya. Produk ini pasti akan terus berkembang yang ditandai juga dengan update GPT-4, dengan parameter yang lebih banyak untuk menyempurnakannya. Semua kendali ada di tangan pengguna, apakah ingin maju bersama perkembangan zaman dengan cara belajar dan memanfaatkan chat-GPT dengan baik atau malah memunculkan rasa kemalasan karena terlalu mengandalkan kemudahan sehingga kerja keras tidak ingin lagi dirasakan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI