Hal ini juga terjadi di tingkat daerah-daerah. Biasanya masyarakat terhibur dengan banyaknya hiburan dan perlombaan saat Hari Kemerdekaan, namun untuk tahun ini kemungkinan besar tidak akan diadakan.Â
Karena Pemerintah juga melarang masyarakat membuat kerumunan orang dalam jumlah besar, harus tetap mengikuti protokol kesehatan dan menjaga jarak.
Perlombaan seperti panjat pinang, balap karung, makan kerupuk, dan perlombaan yang biasanya diadakan pada setiap memperingati HUT Kemerdekaan RI, kali ini juga mungkin tidak diadakan.Â
Kalaupun ada, perlombaannya mungkin akan dibuat sesederhana mungkin di tempat masing-masing. Tentu hal ini akan membuat permainan tersebut tidak lagi semenarik biasanya.
Lagi-lagi, karena wabah Covid-19 belum juga mereda, kita mau tidak mau harus tetap menjalani segala proses tersebut dengan iklas.
Namun, untuk memeriahkan pelaksanaan Hari Kemerdekaan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan membuat lomba yang bersifat virtual, yaitu lomba pembuatan video digital mengenai perayaan 17 Agustus di kampung dan desa masing-masing, nantinya akan dinilai langsung oleh juri melalui video. Hal ini diharapkan agar masyarakat tetap bisa bersemangat memperingati momen penting seperti ini.
Bisa dibayangkan pasti akan sangat berbeda peringatan HUT RI ke-75 nanti. Namun, entah bagaimanapun bentuk perayaannya, menarik atau tidak, meriah atau tidak, kita tentu akan tetap memperingatinya sekhidmat mungkin. Kita tahu, 17 Agustus bukan hanya perayaan Hari Kemerdekaan semata. Pengorbanan, semangat, keteguhan, hingga kecintaan bersatu padu dalam momen sekali setahun ini.
Sudah semestinya kita sadar, para pejuang Kemerdekaan kala itu berjuang bukan hanya modal semangat pantang menyerah saja.Â
Mereka mengutamakan kesatuan, meski mereka berbeda suku dan agama, sikap rela berkorban dan lebih mengutamakan kepentingan bersama ketimbang pribadi tetap mereka utamakan. Nilai-nilai seperti inilah sebenarnya yang sebenarnya tersirat dalam setiap momen Kemerdekaan Republik Indonesia.
Sudah sewajarnya dengan melihat nilai-nilai seperti ini, sebagai masyarakat kita harus melakukan perubahan. Terlebih di momen dimana Covid-19 tengah memorakporandakan Tanah air kita, tentu kita harus bersatu. Sampingkan dulu kepentingan-kepentingan pribadi, politik, perbedaan pendapat, simpan juga sifat egois masing-masing.Â
Mari sama-sama bersatu melawan wabah ini, jangan ada lagi perbedaan, carut- marut, kritiklah jika itu memang patut dikritik, dan terimalah kritikan jika itu membawa perubahan. Begitulah makna " kesatuan " yang perlu kita perlihatkan sekarang ini.