Mohon tunggu...
Muhammad Nauval
Muhammad Nauval Mohon Tunggu... Perawat - Perawat | Aceh Tulen

Pecinta Kopi Hitam Tanpa Gula

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menyoal Peringatan HUT Kemerdekaan RI Kala Pandemi, Akankah Hambar?

3 Agustus 2020   12:01 Diperbarui: 5 Agustus 2020   05:34 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pandemi covid-19 yang menyerang Indonesia. (sumber gambar: shutterstock via kompas.com)

"Upacara hanya dihadiri oleh 6 pejabat: Presiden, Wakil Presiden, Ketua MPR, Menteri Agama, Panglima TNI, dan Kapolri di di Istana Kepresidenan."

Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke- 75 tahun ini bisa dipastikan tidak semeriah tahun-tahun sebelumnya. Hari Kemerdekaan yang diperingati pada setiap tanggal 17 Agustus ini kemungkinan besar akan sepi tidak seperti biasanya akibat Covid-19 yang belum kunjung mereda di Indonesia.

Hal ini juga di perkuat dengan keluarnya Surat Edaran Menteri Sekretaris Negara tentang pedoman peringatan HUT ke-75 Kemerdekaan Republik Indonesia. 

Pejabat yang hadir, Joko Widodo sebagai Inspektur Upacara dan Ma'ruf Amin. Pejabat lain yang hadir adalah Ketua MPR Bambang Soesatyo sebagai pembaca teks proklamasi, Menteri Agama Fachrur Razi sebagai pembaca doa, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dan Kapolri Jenderal Idham Aziz.

Dalam surat edaran tersebut, Pemerintah juga tidak mengundang masyarakat dan pejabat lainnya. Pembatasan kehadiran pejabat dan masyarakat ini bertujuan untuk mengikuti protokol kesehatan guna untuk mencegah penyebaran Covid-19 lebih luas.

Upacara nanti akan dihadiri kurang dari 100 orang, dan untuk para Menteri, Pejabat ditingkat Provinsi dan Daerah diwajibkan mengikuti Upacara pengibaran dan penurunan secara virtual di kantor masing-masing. 

Pemerintah juga memastikan, walaupun diperingati secara sederhana, upacara pengibaran dan penurunan bendera pusaka ini nanti akan dilakukan secara khidmat sesuai dengan makna yang terkandung didalamnya.

Pemerintah juga berharap masyarakat akan dapat mengikuti proses pengibaran bendera pusaka ini di tempat masing-masing. Lagu Kebangsaan Indonesia Raya akan dikumandangkan tepat pada pukul 10:15 dan masyarakat diharapkan dapat menghentikan aktivitasnya selama 3 menit dan secara bersama-sama menyanyikan lagu kebangsaan secara khidmat.

Perubahan kebiasaan semacam ini tentu baru kali ini kita lihat dan rasakan. Akan ada perasaan janggal dan cenderung asing ketika nanti kita tidak melihat proses yang meriah di televisi dalam pelaksanaan HUT Kemerdekaan RI.

Biasanya ramai dengan beragam pakaian adat dari Sabang sampai Merauke, nyanyian lagu daerah, musik tradisional, hingga berjejer dengan rapi dan sigap barisan Anggota TNI dan Kepolisian hingga kekompakan Paskibraka saat berjalan.

Hal ini juga terjadi di tingkat daerah-daerah. Biasanya masyarakat terhibur dengan banyaknya hiburan dan perlombaan saat Hari Kemerdekaan, namun untuk tahun ini kemungkinan besar tidak akan diadakan. 

Karena Pemerintah juga melarang masyarakat membuat kerumunan orang dalam jumlah besar, harus tetap mengikuti protokol kesehatan dan menjaga jarak.

Perlombaan seperti panjat pinang, balap karung, makan kerupuk, dan perlombaan yang biasanya diadakan pada setiap memperingati HUT Kemerdekaan RI, kali ini juga mungkin tidak diadakan. 

Kalaupun ada, perlombaannya mungkin akan dibuat sesederhana mungkin di tempat masing-masing. Tentu hal ini akan membuat permainan tersebut tidak lagi semenarik biasanya.

Lagi-lagi, karena wabah Covid-19 belum juga mereda, kita mau tidak mau harus tetap menjalani segala proses tersebut dengan iklas.

Namun, untuk memeriahkan pelaksanaan Hari Kemerdekaan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan membuat lomba yang bersifat virtual, yaitu lomba pembuatan video digital mengenai perayaan 17 Agustus di kampung dan desa masing-masing, nantinya akan dinilai langsung oleh juri melalui video. Hal ini diharapkan agar masyarakat tetap bisa bersemangat memperingati momen penting seperti ini.

Bisa dibayangkan pasti akan sangat berbeda peringatan HUT RI ke-75 nanti. Namun, entah bagaimanapun bentuk perayaannya, menarik atau tidak, meriah atau tidak, kita tentu akan tetap memperingatinya sekhidmat mungkin. Kita tahu, 17 Agustus bukan hanya perayaan Hari Kemerdekaan semata. Pengorbanan, semangat, keteguhan, hingga kecintaan bersatu padu dalam momen sekali setahun ini.

Sudah semestinya kita sadar, para pejuang Kemerdekaan kala itu berjuang bukan hanya modal semangat pantang menyerah saja. 

Mereka mengutamakan kesatuan, meski mereka berbeda suku dan agama, sikap rela berkorban dan lebih mengutamakan kepentingan bersama ketimbang pribadi tetap mereka utamakan. Nilai-nilai seperti inilah sebenarnya yang sebenarnya tersirat dalam setiap momen Kemerdekaan Republik Indonesia.

Sudah sewajarnya dengan melihat nilai-nilai seperti ini, sebagai masyarakat kita harus melakukan perubahan. Terlebih di momen dimana Covid-19 tengah memorakporandakan Tanah air kita, tentu kita harus bersatu. Sampingkan dulu kepentingan-kepentingan pribadi, politik, perbedaan pendapat, simpan juga sifat egois masing-masing. 

Mari sama-sama bersatu melawan wabah ini, jangan ada lagi perbedaan, carut- marut, kritiklah jika itu memang patut dikritik, dan terimalah kritikan jika itu membawa perubahan. Begitulah makna " kesatuan " yang perlu kita perlihatkan sekarang ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun