Mohon tunggu...
Muhammad Muallifi
Muhammad Muallifi Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiswa Jurnalistik UIN Sunan Gunung Djati Bandung | 08562256418 | Ig : muallifi11 | Twitter : @mmuallifi | Fb : Muhammad Muallifi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cukup Aku Dan Tuhan Yang Tau

30 Juni 2015   16:32 Diperbarui: 30 Juni 2015   16:32 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tik, tok, tik, tok. Suara jam dinding semakin terdengar di saat heningnya malam tiba. Jam menunjukkan pukul 11.15 menit Semua orang sudah tertidur di rumah ini, hanya aku dan laptopku yang masih belum tertidur. Suasana malam mulai terasa dingin menyelimuti, angin yang masuk melalui lubang ventilasi rumah membuat badanku gemetar kedinginan. Ku ambil jaket tebalku dari dalam lemari kesayanganku dengan deretan foto si dia yang kukagumi. Angin semakin berhembus kencang, membuat seisi kamarku yang semakin dingin. Sekali lagi, ku periksa jendela di sekitar kamarku, takut masih belum terkunci dengan rapat.

“hmm, dingin banget sih”ujarku kedinginan sambil sibuk mengecek pesan yang masuk di facebook ku.

Satu persatu pesan dari kawan lama kubalas dengan senang hati, sampai ketika aku tak sengaja membuka facebook si dia. Dia wanita yang kukagumi, yang kuharap selama ini setelah sekian lama ku berlari dalam perantauan cinta. Parasnya yang cantik membuatku semakin tergoda olehnya, ditambah dengan sifatnya yang baik dan prilaku yang ramah saat bersama siapapun membuatku semakin kagum olehnya.

“astagfirullah”ucapku seketika dari bibirku. Serasa batin ini mulai mengajak komunikasi pada diriku sendiri “ssst, kamu jangan menghayal yang berlebihan, dia udah ada yang punya tau” ujar batinku.

Angin malam yang berhembus semakin kencang seakan menambah rasa sakit dalam batin yang tiba-tiba saja terasa. “Aku sadar betul, ada pria yang lebih pantas dari pada diriku untuk mendampingin si dia”. Ujar dalam hatiku berbicara. Kata – kata itu seolah menjadi pukulan keras bagiku membuat keyakinanku untuk mendapatkannya semakin tak meyakinkan. Posisiku memang masih seorang mahasiswa, belum memiliki penghasilan tetap, wajah pas pasan di banding laki-laki yang dimilikinya yang sudah bekerja tetap, memiliki penghasilan, wajah yang tampan dan terlihat baik.

Apa daya sambil melihat foto si dia di facebook aku hanya menarik nafas dalam – dalam dan sambil berdoa kepadanya “ya allah, mudahkanlah segala urusan hamba. Bila dia memang bukan jodohku jauhkanlah aku dengannya agar ku tak merasa sakit yang akan membuatku jauh dari hidayahmu, tapi bila dia memang jodohku dekatkanlah hamba dengannya seperti engkau dekatkan adam dan hawa. Ya allah labuhkanlah perantauan cintaku ini kepada orang-orang yang membuatku semakin beriman kepadamu, hamba yakin pilihanmu adalah yang terbaik”.

Sekali lagi biar aku dan tuhan yang tau, bila aku melihat kenyataan saat ini, aku hanya bisa berkata “da aku mah apa atuh”. Tapi aku yakin sebelum janur kuning melengkung, apapun bisa terjadi untuk bisa memilikinya.

Waktu menunjukkan 12.30, malam yang semakin larut membuatku mengantuk. Langsung saja ku matikan laptop kesayanganku. Dan tidur dengan pulas, berharap semoga suata saat ada keajaiban yang allah berikan kepadaku. Yakin. J

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun