Semarang, Ngaliyan - Suasana belajar di kelas VI SDN Wonoplembon 02 Ngaliyan tampak lebih hidup dan menyenangkan. Para siswa tampak antusias mengikuti pembelajaran seni budaya dengan menggunakan media interaktif berupa flashcard "Mengenal Tari Nusantara", hasil karya Muhammad Maulana Destiar, mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi (FIPP) Universitas Negeri Semarang (Unnes).
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Bhakti Akademisi FIPP Unnes, yang menjadi wadah bagi mahasiswa untuk menerapkan ilmu dan inovasi mereka secara langsung di dunia pendidikan dasar. Melalui program tersebut, Maulana mengembangkan media pembelajaran kreatif yang bertujuan untuk memperkenalkan keanekaragaman budaya Indonesia secara menarik dan mudah dipahami anak-anak sekolah dasar.
Flashcard "Mengenal Tari Nusantara" berisi berbagai tarian tradisional dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Tari Saman dari Aceh, Tari Piring dari Sumatera Barat, Tari Barong dari Bali, Tari Kuda Lumping dari Jawa, Tari Reog Ponorogo dari Jawa Timur, dan Tari Perang dari Papua Barat. Setiap kartu dilengkapi dengan ilustrasi bergaya kartun yang berwarna cerah, serta deskripsi singkat mengenai asal daerah, properti, dan makna dari setiap tarian.
Maulana menjelaskan bahwa ide pembuatan flashcard ini muncul karena keinginannya untuk menghadirkan pembelajaran seni budaya yang lebih interaktif dan menyenangkan. "Anak-anak cenderung menyukai hal yang visual dan penuh warna. Karena itu, saya membuat flashcard ini dengan ilustrasi kartun agar lebih menarik dan mudah diingat. Harapannya, anak-anak tidak hanya tahu nama tarian, tetapi juga memahami nilai budaya yang terkandung di dalamnya," ujarnya.
Menurutnya, media interaktif seperti flashcard dapat membantu siswa memahami konsep budaya dengan cara yang sesuai dengan karakteristik usia mereka. Melalui kegiatan belajar ini, siswa tidak hanya mengenal berbagai tarian daerah, tetapi juga belajar menghargai keberagaman budaya Indonesia. "Saya ingin anak-anak tahu bahwa setiap daerah di Indonesia memiliki keindahan dan maknanya sendiri. Dari tarian, mereka belajar tentang kerja sama, keberanian, hingga rasa syukur. Itulah nilai pendidikan karakter yang bisa tumbuh dari seni budaya," tambah Maulana.
Selain membuat dan menyerahkan flashcard kepada pihak sekolah, Maulana juga melaksanakan pendampingan langsung di kelas VI SDN Wonoplembon 02 Ngaliyan. Dalam sesi tersebut, ia mengajak siswa bermain sambil belajar, menebak nama tarian dari gambar, serta berdiskusi ringan tentang asal daerah dan ciri khas setiap tarian. Suasana belajar berlangsung penuh tawa dan semangat.
"Melalui kegiatan Bhakti Akademisi ini, saya ingin menunjukkan bahwa mahasiswa bisa berkontribusi langsung di sekolah. Saya berharap media sederhana seperti flashcard ini bisa menjadi inspirasi bagi guru untuk terus berinovasi dalam mengajar," ungkapnya.
Kegiatan ini menjadi contoh nyata bahwa inovasi pendidikan tidak selalu harus menggunakan teknologi canggih. Dengan kreativitas dan pemahaman terhadap kebutuhan belajar anak, media sederhana seperti flashcard bergambar kartun dapat memberikan dampak positif terhadap minat belajar dan pemahaman siswa.
Maulana juga berharap agar karya ini tidak hanya bermanfaat di SDN Wonoplembon 02 Ngaliyan, tetapi juga bisa digunakan di sekolah-sekolah dasar lain yang ingin memperkenalkan budaya Nusantara dengan cara yang menyenangkan. "Saya berharap flashcard ini dapat menjadi jembatan agar anak-anak lebih mencintai budaya bangsa sendiri sejak dini," tutupnya dengan penuh harapan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI