Mohon tunggu...
M. Mada Gandhi
M. Mada Gandhi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Karena hidup adalah fana maka menulis menjadi sangat berguna

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

NTB 63 Tahun; Dari Daerah Miskin, Terbelakang, Kini Banggakan Indonesia di Mata Dunia

17 Desember 2021   14:31 Diperbarui: 17 Desember 2021   14:37 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nusa Tenggara Barat (NTB) memasuki usia 63 tahun. Dari provinsi terbelakang, termiskin dengan IPM 61,16 pada 2010 menjadi 68,65, kini tampil selenggarakan sejumlah event Internasional. Mulai dari  int'l Asia Tallent Cup (IATC), world Superbike (WSBK), menyusul awal 2022 MotoGp dan MotoX GP serta berpeluang besar selenggarakan balap bergensi Formula 1.

"Provinsi kita memang kecil tetapi kita punya mimpi yang besar" mengutip Gubernur NTB Zukieflimansyah.

Nusa Tenggara Barat (NTB) terdiri dari P. Lombok dan P Sumbawa dengan luas wilayah 20.153,15 km2 berpenduduk 5,32 juta/2020. Pupulasi terbesar berada di pulau Lombok di atas 75%. Memiliki 10 daerah kabupaten dan 2 kotamandya. Sebelum tahun tahun 1958 merupakan bagian dari Sunda Kecil beribukota di Singaraja Bali bersama NTT. Ketika Republik Indonesia Serikat (RIS) berdiri pada Desember 1949, NTB menjadi bagian dari Negara Indonesia Timur.

Sepanjang usia, NTB khususnya P Lombok berjuang sekuat tenaga keluar dari jerat kemiskinan dan keterbelakangan.  Tahun 1959 tak kurang 10 ribu jiwa warga Lombok Selatan meninggal dunia karena kekurangan gizi yang parah berturut 1965-1966 sekitar 20 ribu KK hidup dalam kesulitan pangan yang berat dan gizi buruk menimpa ribuan anak-anak di Lombok Selatan.

Dalam 8 kali pergantian kepala daerah hingga 2021, masing-masing membawa program strategis hingga lambat laun, indeks pembangunan manusia secara konstan terus membaik. Di bawah kepimimpinan Wasita Kusumah 1966-1978 membuka ribuan hektar lahan sawah, dan saluran irigasi sehingga di jaman  Gatot Suherman 1978-1988 provinsi ini mengalami swasembada beras. Sejak saat itu menjadi salah satu daerah lumbung pangan nasional.

Pemerintahan Zul-Rohmi (DR Zulkieflimansyah dan Dr Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah) 2018-2023, mengusung tagline "NTB Gemilang" dengan program unggulan industrialiasi. Di bawah kepemimpinan dua doktor ini, NTB setidaknya mampu mempertahankan predikat laporan keuangan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) selama  10 kali berturut-turut.

Pada peringatan hari pers tahun ini naik dari 28 menjadi 12 dalam urusan kebebasan pers. Hal ini disebabkan akses yang luas yang diberikan oleh pemerintah daerah NTB bagi keterbukaan informasi. Pada tahun yang sama menjadi nominator daerah terbaik dalam Innovative Government Award (IGA).

Pada PON Papua baru lalu sukses menjadi 10 besar Nasional peraih emas, sehingga berpeluang besar selenggaran PON pada tahun 2028. Sementara motor penggerak dalam konsep NTB Gemilang pasangan ini adalah sumber daya manusia berpendidikan, dengan menyalurkan beasiswa secara berkelanjutan. Per 2021 berhasil mengirimkan 595 penerima beasiswa sekolah ke luar negeri.

Setelah menyusun peta jalan pengembangan industriliasasi, membangun STIPark sebagai inkubasi bisnis UKM. Mendekatkan titik-titik produksi berdasarkan potensi daerah. Maka seluruh wilayah yang memiliki sumber daya alam punya sektor produksi. Upaya ini dilakukan untuk menciptakan nilai  tambah bagi komoditas yang dihasilkan kedua pulau.

Menyadari APBD yang kecil, dengan berbagai upaya dan lobby-lobby, NTB menjadi salah satu provinsi dengan proyek strategis pemerintah pusat paling banyak.  Satu di antaranya KEK Mandalika sebagai proyek super prioritas Nasiomal bersama Danau Toba, Borobudur, Labuan Bajo, KIT Batang. Adapun  food Estate di P Sumbawa merupakan proyek pemerintah pusat bersama shrimp estate, pusat pengembangan udang dan lobster Nasional. Belum termasuk proyek strategis provinsi berupa pengembangan ekonomi terpadu SAMOTA, dan pembangikit listrik tenaga angin.

NTB sekian tahun lalu, adalah daerah minus. IPM rendah. Kemiskinan dan stunting yang tinggi. Tetapi dengan modal optimisme dan proyek strategis yang dijalankan oleh 8 kepala daerah sebelumnya menjadi sebuah pembangunan yang berkelanjutan dan saling mengisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun