Mohon tunggu...
Muhammad Lutfi
Muhammad Lutfi Mohon Tunggu... Penulis - Pengen Manfaat aje

Aku suka nulis, bagiku penulis dihargai, baik dari pikiran, harapan, jiwa, nurani, serta ide. Segala yg ada dalam tubuh kita, kita sampaikan. Aku nulis dan suka kayak hamka, apalagi bang pi'ie. Nulis, dan terus membela kebenaran. Kayak pendekar dan jago yang membela segala prinsip kebenaran. Celengireng yang berdosa dan banyak nyampah kayak aye juga bisa bergune nih. Celeng yang busuk dan bersiung mampu mengubah keadaan jiwa.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Pacul Sakti Lawan Raja Rampok

25 Juli 2022   19:11 Diperbarui: 30 Juli 2022   17:40 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Pengembaraan Pami Stres pun dimulai. Dia sekarang sedang berjalan ke Batavia. Di Batavia, yang terkenal dengan gudang para pendekar dan jawara, Pasmi sedang berjalan menentukan hidup dan arah kaki. Kakinya sedang menempuh tanah ibarat kandang macan. Hidup yang keras dan penuh kekerasan.
"Oeh, wanita edan darimana kamu?"
"Aku dari gunung Mandalika."
"namamu sudah kesohor sampai ke sini. Ayo gue coba lue."
"mau pake senjata atau pake tangan kosong?"
"dua duanya gue mau coba."
Hiyak, keduanya keluarkan jurus. Pasmi Stress mainkan jurus edan tanpa akhir. Sambil bergerak tak karuan membabi buta. Sedang musuh mengeluarkan jurus keset pelor. Tak, tak, pak, keduanya bagaikan di adu  tangan dan kayu. Suaranya bagai petasan.
" neng, lu ambil ntuh pacul. Kita adu senjata."
"oke."
Pacul Sakti lawan golok. Buar, golok terpental dan pecah besinya. Kini, lelaki itu mencoba mundur sedikit.
"neng, jangan puas dulu. Nieh, jurus aye. Pukulan rengkah tanah."
Hiyaaaa, wusss, bruakkkk. Pasmi Stres benar-benar muntah darah. Dia terkena pukulan tenaga dalam yang hebat.
"kurang ajar kamu, kamu bisa membuatku sampai begininya. Kurang ajar,"
Pasmi mengeluarkan telapak tangan dan mengangkatnya. Merapatkan di dada, lalu memukulkan rajah pada musuhnya. Wusss, musuhnya pun terkena bogem tenaga dalam dari Pamsi Stress. Keduanya melanjutkan, tapi dilerai oleh sekelompok orang yang membersamai lelaki itu.
"sabar nona, kita sama sama jalur yang sama. Ini bang Bangor. Asalnya dari Purut, saya dan kawan saya ini dikenal dengan Rawong Songeng. Kita ini perampok. Apa nona tertarik untuk ikut dengan kita?"
"Aku tak tertarik."
"kalau nona terluka, kita saat ini mau menolong nona. Silahkan nona."
Tubuh Pasmi ambruk. Dia kehilangan tenaga. Beberapa kali berusaha untuk bangkit tapi belum bisa. Beberapa jam setelah itu, dia siluman.
"tidur dulu neng, kamu masih terluka."
"Kamu juga terluka, siapa yang menolongku?"
"kami."
"kalian baik, tetapi merampok dan jalan yang salah."
"Ini salah satu jalan kita neng. Lu kagak bakal bisa tahu sejarah jalan yang kita pilih."
Mereka pergi meninggalkan Pasmi.
Ketika mereka pergi, Pasmi merapal sesuatu dan memanggil pacul Sakti. Dia mencoba untuk mengobati luka dengan pacul Sakti.
Wusss, pacul sakti benar-benar ampuh. Mendengar ada yang mencurigakan, perampok itu menengok ke dalam. Mereka melihat pacul itu bersama tuannya.
"kurang ajar."
Pacul Sakti memancarkan api dari mulutnya dan menutup jalan sehingga Pasmi Stres bisa kabur.

2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun