Banjarmasin, 9 Oktober 2025 Upaya pengembangan produk lokal khas Kalimantan Selatan, Amplang, menunjukkan kemajuan signifikan melalui sentuhan inovasi modern. Melalui sebuah kegiatan kewirausahaan, produk kerupuk berbahan dasar ikan tenggiri ini berhasil dikembangkan dengan empat varian rasa baru BBQ, Balado, Jagung Manis, dan Sambal Acan khas Banjar serta menggunakan kemasan standing pouch yang lebih higienis dan estetis. Inovasi ini dilakukan untuk meningkatkan daya saing UMKM di era digital dan menarik minat konsumen muda.
Kunci Daya Saing: Inovasi Rasa dan Tampilan Modern
Amplang, makanan ringan tradisional yang sudah menjadi identitas kuliner khas Banjarmasin, secara umum masih diproduksi dengan rasa dan kemasan yang konvensional. Untuk mengatasi tantangan tersebut, tim pengembang berupaya menciptakan nilai tambah pada produk dengan diversifikasi rasa.
Selain rasa-rasa universal seperti BBQ, Balado, dan Jagung Manis, tim juga menghadirkan varian Sambal Acan sebagai inovasi lokal yang mengangkat cita rasa khas Kalimantan Selatan. Selain itu, kemasan produk diubah total menggunakan standing pouch berbahan alumunium foil dengan desain label berwarna cerah.
"Perubahan kemasan menjadi aspek penting, tidak hanya estetika, tetapi juga untuk menjaga kualitas dan kebersihan produk agar lebih lama renyah. Desain kemasan yang menarik terbukti sangat berpengaruh terhadap minat beli konsumen, khususnya kalangan muda," ujar salah satu anggota tim pengembang produk.
Pemasaran Digital Mendorong Jangkauan Pasar Lebih Luas
Meskipun proses produksi Amplang masih menggunakan metode tradisional, strategi pemasarannya telah diintegrasikan dengan teknologi digital. Promosi produk gencar dilakukan melalui media sosial seperti Instagram, TikTok, dan WhatsApp Business.
Penerapan digital marketing ini dinilai efektif untuk memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan daya tarik visual produk melalui unggahan foto dan video. Selain melalui digital marketing, produk juga dijual secara konvensional di sekitar kampus dan toko oleh-oleh lokal untuk mendapatkan umpan balik langsung.
Data observasi menunjukkan bahwa sebagian besar pelaku UMKM Amplang di Banjarmasin telah beroperasi lebih dari 6 tahun, dan menjadikan kualitas produk sebagai prioritas utama dalam pengelolaan usaha. Namun, sebagian besar UMKM masih menghadapi tantangan dalam hal pencatatan keuangan yang tidak ada pencatatan khusus dan keterbatasan inovasi yang masih dilakukan sesekali.
Dampak Positif dan Dukungan Pemerintah Daerah Diharapkan
Pengembangan Amplang Khas Banjarmasin ini menunjukkan bahwa kolaborasi inovasi dan digitalisasi merupakan strategi tepat untuk meningkatkan daya saing dan keberlanjutan usaha lokal.