Mohon tunggu...
Muh Khamdan
Muh Khamdan Mohon Tunggu... Researcher / Analis Kebijakan Publik

Berbagi wawasan di ruang akademik dan publik demi dunia yang lebih damai dan santai. #PeaceStudies #ConflictResolution

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Anggaran Triliunan MBG Jadi Pertaruhan, Gizi Instan atau Pendidikan Berkualitas?

24 September 2025   12:24 Diperbarui: 24 September 2025   12:24 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemerintah kerap berdalih MBG menjadi strategi menghidupkan ekonomi desa lewat rantai pasok. Namun kenyataan di lapangan berbeda. Banyak penyedia makanan justru membeli produk instan pabrikan, bukan bahan segar dari petani lokal. Artinya, tujuan menguatkan ekonomi desa lewat MBG tidak tercapai.

Alih fungsi anggaran ke sektor pendidikan dan pertanian bisa menjadi langkah kompromi. Bukan sekadar menjaga agar dana tidak menganggur, melainkan benar-benar memberi manfaat nyata. Anak-anak tetap jadi prioritas, bukan dengan memberi makan seadanya, tapi dengan memastikan mereka belajar di ruang kelas yang layak dan tumbuh dengan pangan sehat dari hasil bumi.

Krisis MBG menjadi pengingat, bahwa kebijakan publik harus berpijak pada realitas, bukan sekadar visi besar. Anggaran triliunan rupiah tidak boleh lagi menjadi eksperimen yang mempertaruhkan keselamatan anak. Dengan mengalihkan dana ke pendidikan dan infrastruktur pertanian, pemerintah bisa membuktikan bahwa uang rakyat dikelola untuk masa depan yang lebih kuat, bukan sekadar janji politik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun