Pemerintah kerap berdalih MBG menjadi strategi menghidupkan ekonomi desa lewat rantai pasok. Namun kenyataan di lapangan berbeda. Banyak penyedia makanan justru membeli produk instan pabrikan, bukan bahan segar dari petani lokal. Artinya, tujuan menguatkan ekonomi desa lewat MBG tidak tercapai.
Alih fungsi anggaran ke sektor pendidikan dan pertanian bisa menjadi langkah kompromi. Bukan sekadar menjaga agar dana tidak menganggur, melainkan benar-benar memberi manfaat nyata. Anak-anak tetap jadi prioritas, bukan dengan memberi makan seadanya, tapi dengan memastikan mereka belajar di ruang kelas yang layak dan tumbuh dengan pangan sehat dari hasil bumi.
Krisis MBG menjadi pengingat, bahwa kebijakan publik harus berpijak pada realitas, bukan sekadar visi besar. Anggaran triliunan rupiah tidak boleh lagi menjadi eksperimen yang mempertaruhkan keselamatan anak. Dengan mengalihkan dana ke pendidikan dan infrastruktur pertanian, pemerintah bisa membuktikan bahwa uang rakyat dikelola untuk masa depan yang lebih kuat, bukan sekadar janji politik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI