Mohon tunggu...
Muh Khamdan
Muh Khamdan Mohon Tunggu... Researcher / Analis Kebijakan Publik

Berbagi wawasan di ruang akademik dan publik demi dunia yang lebih damai dan santai. #PeaceStudies #ConflictResolution

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Lelah Dighosting? Ini Formula PDKT Elegan yang Nempel di Hati

25 Juli 2025   22:38 Diperbarui: 25 Juli 2025   22:52 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era Gen Z yang serba cepat dan digital, pendekatan alias PDKT seringkali lebih mirip eksperimen sosial daripada proses membangun kedekatan emosional. Banyak remaja hanya coba-coba, tanpa arah yang jelas, berharap keberuntungan memihak. Padahal, PDKT bukan sekadar berani nge-chat duluan atau bikin story dengan kode. Ia adalah proses psikologis membangun koneksi dan kedekatan emosional yang bisa jadi kenangan manis atau sebaliknya, jadi bahan ghosting.

Menurut teori psikologi perkembangan Erik Erikson, masa remaja hingga dewasa muda adalah masa pencarian identitas dan pembentukan relasi intim. Inilah waktu yang tepat untuk belajar mencintai dengan cara sehat. Sayangnya, banyak Gen Z terjebak dalam siklus PDKT yang tidak jelas. Sebatas temenan intens, "HTSan", atau hubungan yang hanya menyisakan luka karena ketidakjelasan arah.

PDKT anti gagal bukan tentang rayuan gombal, tapi tentang bagaimana kamu bisa connect dengan perasaan dan nilai-nilai si dia. Ini bukan ajang memenangkan kompetisi, tapi soal membangun kedekatan yang autentik dan bermakna. Dan percayalah, kedekatan emosional yang tulus adalah sesuatu yang tak akan terlupakan.

PDKT bukan tentang siapa yang paling agresif, tapi siapa yang paling tulus hadir. Saat kamu bisa menyentuh hati seseorang tanpa drama, di situlah cinta bermula---bukan dari gombal, tapi dari ketulusan yang terasa nyata.

Langkah pertama, kenali dirimu dulu sebelum mendekati orang lain. Banyak yang gagal PDKT karena mereka bahkan belum paham apa yang mereka cari dari sebuah hubungan. Apakah kamu sedang mencari teman curhat, pasangan yang bisa diajak berkembang, atau sekadar validasi emosional? Klarifikasi ini penting agar niatmu tidak membingungkan gebetan.

Langkah kedua, observasi dengan empati. PDKT yang mengesankan tidak lahir dari intensitas, tapi dari kepekaan. Amati bagaimana gaya komunikasi si dia, apa yang membuatnya tertawa, kapan dia merasa nyaman, atau nilai-nilai apa yang ia pegang. Gen Z sangat menghargai orang yang memahami tanpa harus selalu menjelaskan.

Langkah ketiga, komunikasi otentik. Hentikan pura-pura jadi orang lain demi menarik perhatian. Gen Z punya radar kuat terhadap kepalsuan. Justru, ketika kamu terbuka soal dirimu, minatmu, bahkan kekuranganmu, kamu membangun ruang kepercayaan. Inilah momen di mana benih "klik emosional" tumbuh.

Langkah keempat, buat momen kecil yang personal dan bermakna. PDKT yang sukses seringkali dibumbui momen sederhana yang tak biasa. Kirim lagu yang menggambarkan perasaannya, berikan catatan kecil yang menyemangatinya saat ujian, atau sekadar mendengarkan ceritanya tanpa menghakimi. Itulah bentuk afeksi yang meresap.

Langkah kelima, jaga konsistensi, bukan intensitas. Banyak PDKT gagal karena di awal sangat rajin, lalu tiba-tiba hilang arah. Psikologi remaja sangat sensitif terhadap pattern. Jika kamu sering hadir lalu tiba-tiba menjauh, itu menimbulkan distrust. Lebih baik hadir secara konsisten dalam ritme yang nyaman.

Cinta itu bukan soal diterima atau ditolak, tapi soal bagaimana kamu menciptakan ruang untuk saling tumbuh. PDKT yang berkesan selalu diawali dari keberanian untuk hadir apa adanya, bukan berpura-pura sempurna. 

Langkah keenam, hindari PDKT sebagai ajang ujian atau pengorbanan berlebihan. Banyak yang mengira PDKT itu tentang perjuangan ekstrem agar layak dicintai. Padahal, cinta yang sehat tidak lahir dari pengorbanan tak masuk akal, tapi dari keterhubungan yang saling menumbuhkan. Jangan buktikan cinta, cukup hadir dengan tulus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun