Mohon tunggu...
Muh Khamdan
Muh Khamdan Mohon Tunggu... Researcher / Analis Kebijakan Publik

Berbagi wawasan di ruang akademik dan publik demi dunia yang lebih damai dan santai. #PeaceStudies #ConflictResolution

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jangan Asal Potong! Ini Cara Pilih Hewan Kurban Bernilai Surga dan Ekonomi

26 Mei 2025   21:15 Diperbarui: 26 Mei 2025   20:53 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjelang Idul adha, banyak umat Islam mulai sibuk mencari hewan kurban terbaik. Tak sedikit yang merasa bingung bahkan tertekan. Bukan karena tak mau berkurban, tapi karena keinginan memberi persembahan terbaik kepada Allah SWT. Niat ini sungguh mulia, namun bila tidak dibarengi dengan manajemen pembelian yang cerdas, justru bisa mengaburkan esensi kurban itu sendiri.

Membeli hewan kurban sejatinya bukan sekadar aktivitas ekonomi, melainkan keputusan spiritual yang melibatkan emosi, kemampuan finansial, dan pemahaman akan syariat serta kesehatan hewan. Maka, dibutuhkan pendekatan modern yang memadukan nilai-nilai ibadah dengan prinsip manajemen, yaitu efektif, efisien, dan tepat sasaran.

Langkah pertama adalah memahami bahwa hewan kurban harus memenuhi syarat sah secara syariat, yaitu cukup umur, sehat, dan bebas cacat. Namun, di era modern, kriteria ini perlu diperluas dengan pertimbangan kesejahteraan hewan, keamanan pangan, serta kontribusinya terhadap ekosistem ekonomi kurban. Maka, memilih hewan bukan hanya soal tampilan fisik, tetapi juga tentang keberlanjutan dan manfaat sosialnya.

Dari sisi kesehatan, pastikan hewan memiliki mata cerah, nafsu makan baik, gerakan lincah, serta tidak mengeluarkan cairan dari hidung atau mulut. Hindari hewan yang kurus kering atau tampak lesu. Konsultasikan dengan peternak atau dokter hewan jika perlu. Kesehatan adalah aspek pertama yang tak bisa ditawar, sebab kurban yang diterima Allah adalah yang terbaik, bukan yang termurah atau termudah.

Postur ideal hewan kurban adalah yang proporsional. Untuk sapi, perhatikan bahu yang tegap, kaki yang kuat menopang tubuh, serta punggung yang tidak bengkok. Domba atau kambing sebaiknya memiliki perut yang tidak membuncit berlebihan, serta langkah yang stabil. Kesempurnaan fisik mencerminkan kualitas pertumbuhan hewan dan manajemen peternakan yang baik.

Bulu hewan juga menjadi indikator penting. Pilihlah hewan dengan bulu lebat, bersih, dan mengkilap, karena ini menandakan bahwa hewan tersebut terawat dengan baik. Bulu yang rontok, kusam, atau gatal-gatal bisa menjadi tanda adanya gangguan kesehatan kulit atau kekurangan nutrisi.

Kurban terbaik bukan yang paling mahal, tapi yang paling sehat, sah, dan dibeli dengan keikhlasan. Dari kandang ke masjid, dari niat ke manfaat, kurban adalah manajemen cinta yang menyeimbangkan ibadah, gizi, dan ekonomi umat.

Selain itu, penting untuk memperhatikan kesempurnaan tubuh hewan. Kurban yang sah tidak boleh pincang, buta sebelah, atau memiliki telinga atau ekor yang putus. Jangan tergiur harga murah jika ternyata hewan memiliki cacat tersembunyi. Jika memungkinkan, mintalah surat keterangan sehat dari dinas peternakan setempat atau lembaga terpercaya.

Dalam manajemen kurban modern, kemampuan finansial harus menjadi pertimbangan utama. Jangan sampai membeli sapi seharga puluhan juta tapi mengorbankan kebutuhan keluarga. Kurban adalah bentuk ketakwaan, bukan perlombaan status sosial. Maka, membeli kambing sehat seharga terjangkau bisa jadi lebih mulia daripada membeli sapi mahal dengan utang yang membebani.

Untuk itu, buatlah anggaran kurban jauh hari sebelum Iduladha. Hitung kemampuan dan tetapkan target jenis hewan yang sesuai. Jika dana terbatas, pertimbangkan ikut patungan sapi atau kerbau bersama tujuh orang lain. Ini bukan mengurangi nilai kurban, tapi justru mencerminkan kematangan dalam mengelola rezeki.

Pilih peternak lokal atau koperasi peternakan umat sebagai tempat membeli. Dengan cara ini, Anda bukan hanya menjalankan ibadah, tapi juga mendukung roda ekonomi masyarakat sekitar. Kurban bukan sekadar menyembelih, tetapi menebar manfaat sosial dan gizi. Daging kurban bisa menjadi asupan bergizi bagi masyarakat kurang mampu dan membantu mereka memenuhi kebutuhan protein hewani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun