Fenomena ini tentu menjadi peluang besar bagi klub-klub non-elit untuk mengubah orientasi pembangunan tim. Bukan mencari satu bintang yang menyala, melainkan membangun galaksi kecil yang bersinar serempak. Bahkan secara ekonomi, ini lebih sustain, lebih stabil, dan lebih scalable dalam jangka panjang. Fenomena ini pun mengajarkan bahwa efektivitas tidak identik dengan dominasi. Kadang, cukup bermain efisien, minim kesalahan, dan memanfaatkan peluang dengan presisi, klub bisa menjadi juara. Inilah esensi sejati dari kompetisi yang sehat dan strategis.
Terakhir, apa yang dilakukan Bojan Hodak, Simone Inzaghi, dan Luis Enrique harus dicatat sebagai model manajerial baru dalam sepak bola global. Strategi bisa mengalahkan nama, dan kolektivitas tim bisa menumbangkan mitos kebergantungan terhadap bintang. Sepak bola telah kembali ke akarnya, yaitu permainan tim. Dan dalam iklim kompetitif modern, itulah yang menjadi senjata paling ampuh untuk menaklukkan kasta tertinggi. Mari kita apresiasi kebangkitan strategi atas selebritas, taktik atas statistik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI