Kisah Mathew Baker adalah cerita tentang keberanian menolak zona nyaman. Ia menolak jaminan sistem akademi elite Australia demi petualangan di negeri ibu yang sering kali masih belajar mengelola potensi mudanya. Ini adalah keberanian anak muda yang layak ditiru. Bagi banyak anak muda Indonesia, Baker adalah inspirasi. Ia menunjukkan bahwa menjadi Indonesia bukan soal tempat tinggal, tetapi soal tempat berjuang. Ia menjadi simbol bahwa Indonesia layak dipilih, bukan hanya diwarisi.
Sepak bola modern Indonesia harus belajar dari Baker. Kita tak bisa lagi hanya menggantungkan harapan pada naturalisasi darurat. Kita harus mulai membina, menghubungkan, dan mencintai para diaspora muda kita. Sejak usia belia. Dengan pendekatan personal, bukan transaksional.
Federasi Australia boleh saja merasa kehilangan. Tapi kehilangan mereka adalah kebangkitan Indonesia. Karena satu Baker bisa menyalakan mimpi ribuan anak-anak Indonesia di pelosok yang mulai menatap bola sebagai jalan hidup. Dan melihat merah-putih sebagai warna yang layak dibela, bukan hanya dicintai dari jauh.
Kini, dunia menyaksikan bagaimana anak berwajah blasteran itu menari dengan bola di bawah panasnya bendera merah-putih. Ia tak hanya bermain. Ia menyuarakan harapan, keberanian, dan pembuktian. Bahwa sepak bola Indonesia tak lagi identik dengan gagalnya mimpi, melainkan harapan baru yang terbit dari tanah sendiri meski lahir di negeri orang.
PSSI patut belajar dari kisah Baker. Bahwa pendekatan holistik terhadap pemain muda diaspora harus diintensifkan. Bukan sekadar memanggil, tetapi membangun ikatan batin. Baker telah membuktikan bahwa panggilan hati jauh lebih kuat dari tekanan federasi lain.
Akhirnya, kisah Mathew Baker adalah lebih dari sekadar cerita pemain muda. Ia adalah simbol Indonesia baru, Indonesia yang tak inferior, yang berani mengklaim talenta dunia sebagai bagian dari rumahnya. Dan selama Garuda Muda terus terbang tinggi, kita tahu, Mathew Baker memilih sisi sejarah yang tepat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI