Mohon tunggu...
Gadget

Twitter, Media Sosial Penyumbang Terbesar Situs Porno?

19 Juli 2018   16:05 Diperbarui: 19 Juli 2018   16:14 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

ABSTRAK

Pada era modern sekarang ini siapa yang tidak tahu apa itu media sosial, karena secara tidak langsung masyarakat modern tidak mungkin tidak terpapar oleh media, baik itu media massa ataupun media sosial, secara sadar atau tidak konten-konten di media sosial telah mempengaruhi cara berpikir dan menjadi bagian hidup dari manusia dengan seiring berjalannya waktu.

Twitter telah menjadi salah satu dari sepuluh situs yang paling sering dikunjungi di Internet, twitter adalah media sosial yang memungkinkan penggunanya untuk mengirim pesan, gambar dan video, Tingginya popularitas Twitter menyebabkan layanan ini telah dimanfaatkan untuk berbagai keperluan baik itu positif ataupun negatif, salah satunya yaitu maraknya konten dewasa di twitter.

Sudah jadi rahasia umum  jika twitter menjadi salah satu alternatif situs dewasa dan prostitusi online oleh sebagian pengguna internet yang tidak bertanggung jawab yang dimana seharusnya media sosial menjadi tempat berkomunikasi dan memperkenalkan diri tanpa batsan jarak dan waktu.

Kurang ketatnya pengawasan terhadap konten yang berisi materi dewasa di twitter membuat penulis tertarik untuk membahas masalah media sosial twitter pada saat ini.

PENDAHULUAN

Kita tahu media akan terus berkembang seiring berjalannya waktu, hal ini tentu tidak dapat kita hindari lagi, media sosial adalah media yang didesain untuk memudahkan interaksi sosial yang bersifat interaktif atau dua arah, media sosial berbasis pada teknologi internet yang mengubah pola penyebaran informasi dari yang sebelumnya bersifat satu ke banyak audiens banyak audiens ke banyak audiens (Paramitha,2011:42), Sosial media memiliki dampak besar pada kehidupan kita saat ini. Seseorang yang asalnya "kecil" bisa seketika menjadi besar dengan Media sosial, begitupun sebaliknya orang "besar" dalam sedetik bisa menjadi "kecil" dengan Media sosial.

Apabila kita dapat memanfaatkan media sosial, banyak sekali manfaat yang kita dapat, sebagai media pemasaran, dagang, mencari koneksi, memperluas pertemanan, dll. Tapi apabila kita yang dimanfaatkan oleh Media sosial baik secara langsung ataupun tidak langsung, tidak sedikit pula kerugian yang akan di dapat seperti kecanduan, sulit bergaul di dunia nyata, autis, dll)

Di era internet ini, jenis media sosial online sangat beragam. Salah satunya yang paling populer adalah Twitter, Twitter mengalami pertumbuhan yang pesat dan dengan cepat meraih popularitas di seluruh dunia. 

Hingga bulan Januari 2013, terdapat lebih dari 500 juta pengguna terdaftar di Twitter, 200 juta di antaranya adalah pengguna aktif, Lonjakan penggunaan Twitter umumnya berlangsung saat terjadinya peristiwa-peristiwa populer. 

Pada awal 2013, pengguna Twitter mengirimkan lebih dari 340 juta kicauan per hari, dan Twitter menangani lebih dari 1,6 miliar permintaan pencarian per hari, Hal ini menyebabkan posisi Twitter naik ke peringkat kedua sebagai situs jejaring sosial yang paling sering dikunjungi di dunia, dari yang sebelumnya menempati peringkat dua puluh dua.

Asal mula Twitter berawal dari acara diskusi yang diselenggarakan oleh sebuah perusahaan podcast bernama Odeo. Jack Dorsey, seorang mahasiswa sarjana di Universitas New York, mengemukakan gagasannya mengenai penggunaan layanan pesan singkat untuk berkomunikasi dengan sebuah kelompok kecil. 

Nama kode proyek asli untuk layanan ini adalah twttr, gagasan yang kemudian diungkapkan oleh Evan Williams dikemukakan oleh Noah Glass terinspirasi oleh Flickr dan kode singkat SMS Amerika yang jumlahnya lima digit. 

Para pengembang awalnya memutuskan angka "10958" sebagai kode singkat untuk layanan ini, namun kemudian diubah menjadi "40404" untuk kemudahan "penggunaan dan pengingatan." Pengerjaan proyek ini dimulai pada tanggal 21 Maret 2006, ketika Dorsey memublikasikan pesan Twitter pertamanya pada pukul 9:50 PM PST. Pesan tersebut berbunyi: "just setting up my twttr"

"...Kami memilih kata 'twitter', dan itu sempurna. Defenisinya adalah 'ledakan singkat informasi tidak penting', dan 'celotehan burung'. Dan seperti itulah tepatnya produk ini. -- Jack Dorsey (Wikipedia)

Dengan melihat perkembangan twitter yang begitu pesat dalam beberapa waktu terkahir sudah seharusnya pihak twitter lebih tegas dalam melakukan filter konten di semua negara tidak terkecuali Indonesia, Agung Yudha, Public Policy Lead Twitter Indonesia, mengatakan Twitter punya prinsip selalu berusaha menghormati hukum di negara Twitter beroperasi termasuk di Indonesia. Sebab Twitter ingin menciptakan ekosistem digital yang baik di setiap negara Twitter beroperasi.

Karena prinsip menghormati itu, kata dia, Twitter bisa memahami, jika ada satu negara di Eropa, sebut saja Jerman, memiliki rencana memberikan sanksi berupa denda kepada layanan Over The Top (OTT) media sosial, jika tidak bisa memenuhi kesepakatan service level agreement (SLA). Namun, wacana serupa di Indonesia belum mungkin dilakukan, karena SLA di Indonesia belum disepakati oleh pemangku kepentingan, seperti Kementerian Komunikasi dan Informatika, serta Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI). (Usman)

PEMBAHASAN

Sesuai dengan penjelasan di atas kita bisa mengambil hipotesis bahwa twitter kurang ketat dalam pengawasan kontennya, twitter akan memperketat pengawasan konten jika di negara bersangkutan menerapkan denda kepada layanan OTT media sosial yang melanggar hukum di negara tersebut.

Sudah seharusnya twitter sebagai salah satu raksasa media sosial bertindak tegas terhadap akun akun yang mengunggah hal yang berbau asusila dan pornografi dengan menjatuhkan sanksi yang tegas seperti menonaktifkan akun tersebut, kurangnya pengawasan konten oleh pihak twitter dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk menyebarkan bahkan memperjualbelikan video-video yang tidak pantas.

Hal ini menjadi miris karena twitter sangat gampang di akses oleh siapa saja, berbeda dengan beberapa situs terlarang yang telah di block pemerintah, jika ingin mengakses kita harus menggunakan cara yang rumit agar situs tersebut dapat kita jangkau.

Bahkan anak yang berusia dibawah 10 tahun dapat dengan mudah mengakses twitter, mereka tinggal mendaftar dan langsung bisa mengakses twitter, bahkan lebih parahnya kita tidak perlu mendaftar ke twitter untuk melihat konten konten yang ada di twitter, bayangkan saja jika anak kita tidak sengaja membuka konten yang berbau pornografi dan kecanduan, tentu ini adalah hal yang sangat merusak untuk anak dibawah umur

Selanjutnya, di twitter sendiri banyak menyediakan jasa prostitusi online dengan mencantumkan detail orang yang bisa dihubungi di berbagai daerah di Indonesia rangkap dengan testimoninya, seolah mereka berlindung dibalik twitter.

Dirjen Aptika Kominfo Semuel Abrijani Pengerapan, yang ditemui di sela jumpa pers di kantor Kominfo, Rabu (9/11/2017) lalu, mengatakan akan kembali memanggil Google, Twitter, dan perusahaan (OTT) lain yang beroperasi di Indonesia untuk membicarakan soal pemberantasan konten berbau pornografi. "Di Twitter sudah ada juga fitur flagging. Di sana tidak boleh ada . Masyarakat bisa laporkan," kata pria yang akrab disapa Semmy itu. "Konten-konten negatif ini tumbuh setiap hari. Kami mencari dan masyarakat juga melaporkan. Sama-sama berupaya," ia menambahkan (Bohang)

Hal ini tentu kurang efektif, bagaimana jika sebagian masyarakat tidak melaporkan bahkan ikut menikmati konten tersebut, kita memang tidak bisa menghentikan penyebaran konten konten negatif tersebut, tetapi kita bisa mencegahnya dengan berbagai cara, setidaknya kita bisa mengurangi, seperti platform media sosial antara lain, Periode Januari hingga September 2017, laporan konten pornografi di Facebook dan Instagram jauh menipis, yakni cuma 513, sebagaimana dihimpun KompasTekno, Kamis (9/11/2017). Peringkat ketiga ditempati YouTube dan Google. Sepanjang 2016 ada 1.144 laporan terkait konten pornografi pada platform tersebut. Jumlah itu jauh menurun, menjadi 99 laporan pada periode Januari hingga September 2017. (Bohang)

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas kita bisa menarik beberapa kesimpulan antara lain:

  1. Lemahnya pengawasan (Monitoring) twitter terhadap konten konten yang mengandung unsur negatif.
  2. Twitter harus mengevaluasi lagi agar konten yang bersifat negatif bisa diminimalisir seperti menerapkan beberapa filter ketika seseorang mengupload gambar atau video, ketika terdapat bagian-bagian negatif di dalam konten tersebut maka dengan sendirinya tidak bisa terupload atau menjadi blur seperti di beberapa situs yang telah diterapkan
  3. Kurangnya ketegasan pemerintah dalam memeberikan sangsi kepada layanan Over The Top (OTT) ketika melanggar hukum negara.
  4. Setidaknya pemerintah bisa bekerja sama lebih intens dengan pihak twitter untuk memberikan pengawasan yang lebih di Indonesia, pemerintah bisa saja memblokir twitter tetapi hal ini tentu tidak mungkin terjadi karena sebagian besar bahkan presiden Indonesia juga menggunakan twitter

 

DAFTAR PUSTAKA:

  1. Paramitha, Cindy Rizal Putri, 2011. "Analisis Faktor Pengaruh Promosi Berbasis Sosial Media Terhadap Keputusan Pembelian Pelanggan dalam Bidang Kuliner". Thesis. Ekonomi S-1, Fakultas Ekonomi Universitas Dipenogoro
  2. Twitter. "di akses pada tanggal 20 April 2018 00:31"
  3. Usman, Syakur. "Media sosial jadi wahana penyebaran konten negatif, apa kata Twitter Indonesia? "di akses pada tanggal 20 April 2018 00:50"
  4.  Bohang, Fatimah Kartini." Kominfo: Twitter dan Facebook Penyumbang Terbesar Konten Pornografi"  di akses pada tanggal 20 April 2018 01:48"

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun