Oleh : Amir Hady
Naskah 3: Muamalah Duniawiyah dan Kiprah Sosial Kebangsaan
Dimensi lain dari MKCH adalah muamalah duniawiyah---pengelolaan urusan dunia dan pembinaan masyarakat. Muhammadiyah memandang segala aktivitas sosial, ekonomi, dan politik sebagai bagian dari ibadah bila dilaksanakan sesuai tuntunan agama. Ini berarti membangun sekolah, rumah sakit, panti asuhan, dan amal usaha lainnya bukan sekadar proyek duniawi, tetapi wujud pengabdian kepada Allah.
Pendekatan ini membuat Muhammadiyah tampil sebagai kekuatan sosial yang mandiri. Sejak awal abad ke-20, gerakan ini telah membuktikan bahwa dakwah tak melulu berbentuk ceramah, tetapi juga pelayanan nyata. Rumah sakit Muhammadiyah, misalnya, menjadi bukti bagaimana prinsip muamalah duniawiyah diterjemahkan menjadi aksi yang menyentuh kehidupan banyak orang.
Lebih jauh, MKCH mengajak seluruh lapisan bangsa untuk memanfaatkan anugerah kemerdekaan dan kekayaan alam Indonesia demi mewujudkan negara yang adil dan makmur. Di sini, Muhammadiyah menegaskan kesetiaan pada Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar negara. Bagi Muhammadiyah, keislaman dan keindonesiaan bukanlah dua hal yang harus dipertentangkan. Justru, keduanya bersatu dalam visi "Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur"---negara yang baik dengan rahmat Tuhan Yang Maha Pengampun.
Dalam praktiknya, ini mendorong Muhammadiyah terlibat aktif dalam isu-isu publik: pendidikan berkualitas, keadilan sosial, pengentasan kemiskinan, hingga lingkungan hidup. Sikap amar ma'ruf nahi munkar diwujudkan dalam kritik konstruktif terhadap kebijakan publik yang tidak berpihak kepada rakyat. Namun, kritik itu selalu diiringi dengan tawaran solusi dan kerja nyata.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI