Kabar pemutusan hubungan kerja (PHK) massal di PT Gudang Garam, salah satu ikon industri rokok Indonesia, yang viral lewat video haru di media sosial pada awal September 2025, bukan sekadar cerita duka para pekerja yang harus berpisah. Di balik tangis dan pelukan itu, ada cerita yang lebih luas tentang sebuah industri yang tertekan, sebuah ekonomi yang sedang berguncang, dan sebuah bangsa yang sedang menata ulang arah masa depannya.
Tidak Hanya Soal PHK, Tapi Sinyal Besar Ekonomi
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal, menegaskan bahwa jika PHK di Gudang Garam benar terjadi, ini bukan cuma masalah perusahaan atau karyawan semata. Ini adalah gambaran nyata bagaimana daya beli masyarakat menurun drastis dan industri rokok nasional mendapat beban berat dari kebijakan cukai yang menekan serta persaingan produk rokok ilegal. "Ini bukan hanya kehilangan pekerjaan, tapi akan berdampak ke sektor lain seperti buruh tembakau, logistik, pedagang kecil, sampai pemilik kontrakan," ujarnya.
Dari sisi keuangan, fakta memang tak bisa dibantah. Pada semester I tahun 2025, laba bersih Gudang Garam tercatat hanya Rp117 miliar, anjlok dari Rp980 miliar pada tahun sebelumnya. Penurunan penjualan dan produksi menjadi fakta pahit yang harus diterima.
Antara Luka Pasti dan Harapan Bangkit
Namun, mari kita lihat dari sudut yang tak selalu dibahas media: PHK ini, walau menyakitkan, bisa menjadi momentum bagi restrukturisasi dan penataan industri rokok nasional. Pakar ekonomi dari sebuah lembaga riset berkata, "Tekanan ini memaksa perusahaan untuk beradaptasi dengan regulasi baru dan pasar yang semakin ketat, sebuah langkah penting demi kesinambungan bisnis dan kesehatan masyarakat".
Bahkan dari sisi kesehatan masyarakat, meningkatnya cukai dan pengetatan regulasi mendorong berkurangnya konsumsi rokok, yang dalam jangka panjang memberi manfaat luas. Meski pahit, ini sinyal perubahan yang harus disikapi dengan bijak, bukan kritik tanpa solusi.
Suara dari Mereka yang Terkena Dampak
Dari sisi pekerja, tangis dan duka dalam video viral itu menceritakan lebih dari sekadar kehilangan mata pencaharian. Budi, mantan karyawan yang terlihat dalam video, dengan suara bergetar berkata, "Ini bukan hanya pekerjaan yang hilang, tapi kehidupan yang harus saya bangun ulang." Kata-kata sederhananya mengingatkan kita bahwa di balik data dan statistik, ada manusia dengan keluarga dan mimpi yang terpengaruh.
Masyarakat luas pun bereaksi beragam. Ada yang prihatin dan meminta dukungan untuk para pekerja, ada pula yang menyuarakan pentingnya diversifikasi usaha dan inovasi produk agar Gudang Garam tak lagi bergantung pada industri rokok yang penuh tantangan.