Mohon tunggu...
Muhammad Ihya Tirta Raushan
Muhammad Ihya Tirta Raushan Mohon Tunggu... Mahasiswa UIN JOGJA/24107030063

Mahasiswa biasa suka makan nasi uduk penyetan dan pecinta wanita matcha

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mengapa Feast Adalah Corong Kritik Paling Relevan Untuk Indonesia Hari Ini

20 Mei 2025   23:42 Diperbarui: 20 Mei 2025   23:42 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Immersion dalam Narasi: Pendengar diajak masuk ke dalam "multiverse" yang diciptakan Feast. Ini bukan sekadar menikmati lagu per lagu, tetapi merangkai potongan-potongan cerita, simbol, dan referensi yang ada di setiap lirik dan aransemen. Rasanya seperti membaca sebuah novel epik yang penuh intrik dan kritik.

  • Ketegangan dan Pelepasan: Musik Feast seringkali membangun ketegangan yang mendalam, diikuti dengan ledakan energi yang memberikan rasa pelepasan. Ini merefleksikan gejolak batin saat menghadapi masalah-masalah pelik di Indonesia. Ada momen-momen reflektif yang tenang, lalu tiba-tiba meledak dengan amarah dan desakan.

  • Pemicu Refleksi Diri: Lirik-lirik Feast yang berlapis dan seringkali gelap, justru memicu refleksi diri. Mereka tidak hanya menunjuk masalah di luar, tapi juga mengajak pendengar untuk merenungkan peran masing-masing dalam peradaban ini. Apakah kita bagian dari solusi atau justru masalah?

  • Energi untuk Bertindak: Di balik segala kritik dan kegelapan, ada energi yang membara dalam musik Feast -- energi untuk tidak pasrah, untuk terus mempertanyakan, dan untuk berani bertindak. Ini adalah "kemarahan yang produktif," yang mendorong pendengar untuk tidak diam.

  • Feast telah membuktikan bahwa musik tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, melainkan juga sebagai alat perjuangan intelektual dan emosional. Dengan narasi yang kompleks, lirik yang kaya, dan intensitas musikal yang mengguncang, mereka bukan hanya band indie yang patut diperhitungkan, tetapi juga "api" yang terus membakar kesadaran kritis di setiap sudut Indonesia. Mendengarkan Feast adalah sebuah perjalanan batin, sebuah pengingat bahwa realitas bisa jadi keras, namun semangat untuk mempertanyakan dan mencari solusi harus terus menyala.

    Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Politik Selengkapnya
    Lihat Politik Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun