Keajaiban dimalam takbir Idul Adha berikan Indonesia kemenangan. Rangking fifa timnas Indonesia langsung meroket ke peringkat 116 dunia usai mengalahkan Cina di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta. Langit di atas Stadion GBK seolah turut bersyukur atas apa yang baru saja terjadi di lapangan hijau kebanggaan bangsa ini.Â
Malam itu, timnas Indonesia berhasil menumbangkan 'tembok besar' Cina dengan skor tipis, 1 - 0. Gol semata wayang itu hadir seperti hadiah dimalam suci yang tercipta karena kerja keras, soliditas, determinasi dan keyakinan total.
Di tengah gegap gempita malam penuh pekikan suara semangat 76 ribu supporter timnas. Tidak hanya gema takbir yang mengguncang langit Jakarta. Tetapi juga sorak - sorai kemenangan yang menggema dari suara yang bersatu dalam satu mimpi, Indonesia lolos ke ronde 4 kualifikasi Piala Dunia 2026.
Kemenangan yang merebut hati dunia
Stadion GBK seketika berubah menjadi lautan merah putih, ribuan bendera berkibar. Peluk haru menyebar dan air mata mengalir. Bukan karena duka, tapi karena kebanggaan yang tidak bisa ditampung oleh kata.
Namun puncak 'magis' malam itu bukan hanya kemenangan usai peluit panjang ditiup. Tapi ketika para pemain, pelatih dan staf berkumpul ditengah lapangan membentuk lingkaran. Â Momen sakral pun dimulai, lagu tanah airku mengalun lembut melalui pengeras suara stadion.
Ditengah keramaian, tercipta keheningan yang menyayat. Semua berdiri, cahaya hape dinyalakan, lampu stadion diredupkan, tangan didada dan mata berkaca -kaca. Di bawah sinar bintang dimalam takbir, Â para pemain menyanyikan lagu itu penuh penghayatan. Seolah sedang memeluk seluruh negeri dengan suara mereka.
Suasana yang tercipta begitu menggetarkan jiwa. Bukan hanya para supporter  di stadion yang terhanyut, tapi juga mereka yang menonton dari layar kaca televisi atau layar hape. Mulai dari desa terpencil di Papua, hingga sebuah rumah subsidi di Aceh.
Bahkan kesan itu menembus banyak batas negara yang turut menyaksikan lewat jaringan internet. Seorang warga negara Belanda yang menyaksikan momen tersebut melalui siaran digital menuliskan diakun media sosialnya.
"Saya tidak mengerti seluruh liriknya, tapi saya bisa merasakan maknanya lagu itu, cara mereka menyanyikan. Itu bukan tentang lagu kebanggsaan semata, itu seperti doa yang dipanjatkan. Saya tak bisa menahan air mata. Kata - katanya banyak mewakili penonton luar negeri yang ikut tersentuh magisnya malam itu di Jakarta," ujarnya.
Ritual ini memang sudah menjadi  tradisi timnas setelah laga berakhir. Dengan menyanyikan tanah airku ditengah lapangan, kini bukan hanya sebuah tradisi tapi telah menjelma menjadi simbol nasionalisme yang tulus, otentik dan menginspirasi dunia.