Mohon tunggu...
Muhammad Idris
Muhammad Idris Mohon Tunggu... Dosen Ilmu Komunikasi FSIKP Universitas Muslim Indonesia

Pengamat Masalah Sosial, Budaya, literasi, media, Pendidikan, Komunikasi dan Kebijakan Publik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Idul Adha, Cermin Kepemimpinan Yang Sejati

6 Juni 2025   19:51 Diperbarui: 6 Juni 2025   20:09 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam perspektif Idul Adha, kita sering melihat bagaimana hewan kurban dibagikan kepada yang membutuhkan. Ini mengajarkan kita bahwa berbagi bukan sekadar memberi, tapi juga memastikan bahwa hak orang lain sudah terpenuhi.

Dalam konteks kepemimpinan berarti sebuah kebijakan harus didesain untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Bukan hanya menguntungkan segelintir elite, kolega atau keluarganya.

Bayangkan jika pemimpin kita seperti seekor domba kurban: ia rela "dikorbankan" untuk kepentingan rakyatnya. Bukan arti harfiah, melainkan dalam bentuk pengorbanan ego, waktu dan kebijakan yang berpihak pada yang lemah.

Selama ini, rakyat tidak berharap pemimpinnya sosok sempurna. Yang mereka rindukan adalah sosok pemimpin yang mampu jadi mendengar, punya kepekaan dan tidak menjadikan jabatan sebagai benteng dari kritik.

Ketika harga sembako melonjak tinggi, rakyat ingin pemimpinnya ikut merasakan keresahan mereka, bukan hanya sibuk berfoto di acara seremonial. Ketika banjir melanda, mereka ingin melihat pemimpinnya turun langsung menyingsingkan lengan baju, bukan sekadar mengirimkan bantuan sambil tetap nyaman di balik meja kerjanya.

Sayangnya, realitas hari ini sering kita melihat pemimpin yang lebih sibuk mengelola citra di sosial media ketimbang merawat kepercayaan lewat aksi nyata. Hari ini ruang publik banyak dipenuhi dengan pernyataan politik tajam, tapi minim empati. Kita melihat hari ini lebih banyak panggung dibandingkan tindakan nyata.

Di sinilah Idul Adha menjadi pengingat moral. Seorang pemimpin sejati tidak hanya dinilai dari apa yang ia bangun. Tetapi bagaimana ia hadir. Pemimpin yang baik bukan tentang banyaknya baliho dan followers di sosial media. Tetapi sejauhmana kesehariannya dirasakan hadir oleh rakyat.

Dalam gemerlap godaan kekuasaan, Idul Adha hadir sebagai pengingat bahwa jabatan itu Amanah, bukan hak yang diwariskan turun-temurun. Seorang pemimpin sejati adalah yang rela "berkurban". Selalu mengutamakan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi atau golongannya.

Disinilah ujian terberat bagi para pemimpin. Bisakah mereka meneladani semangat Idul Adha, ataukah mereka justru menjadi "hewan kurban" yang dikorbankan oleh keserakahan dan ketidakpekaan mereka sendiri?

Selamat Hari Raya Idul Adha. Semoga kita dihadirkan para pemimpin, yang bisa mengambil hikmah dari makna kurban yang sesungguhnya, Aaamiin Yaa Rabbal Alamiin (*)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun