Mohon tunggu...
Muhammad Haris Nurdiansyah
Muhammad Haris Nurdiansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Muhammad Haris

Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa, aktivis, dan hobbi membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kenikmatan yang Sering Dilalaikan

16 Juli 2022   21:56 Diperbarui: 16 Juli 2022   21:59 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah kenikmatan yang di berikan Tuhan kepada hambanya sangat banyak, bahkan tak dapat di hitung oleh seorang hamba. Padahal, seorang hamba telah di berikan akal, agar ia dapat memikirkan kenikmatan yang Tuhan berikan kepadanya. Dia-lah Yang Maha Pengasih tak pilih kasih, dan Dia Maha Penyayang tak-pandang sayang. Rasa kasih-Nya di berikan kepada manusia baik yang beriman maupun tidak beriman, sedangkan rasa Penyayang-Nya hanya di peruntukan kepada manusia yang beriman.

Sebagai manusia sendiri tidak luput dari kelalaian, sering kali juga mendustakan apa yang telah di berikan Tuhan kepadanya. Ada kenikmatan tersebut yang sering di lalaikan, yakni : kenikmatan kesehatan dan kesempatan.


Nikmat Sehat

Anugrah terbesar yang Tuhan berikan kepada manusia adalah berupa kesehatan. Dengannya manusia mampu melakukan aktivitas apa pun yang mereka inginkan. Dengannya manusia mampu hidup setelah ia di bangunkan dari lelapnya tidur. Akan tetapi manusia juga sering terjerumus dalam mendayagunakan nikmat ini. Mulai dari mereka melakukan ibadah kepada-Nya, sebagai rasa syukur atas pemberian yang di berikan, ada juga yang dengan nikmat sehat manusia banyak melakukan kemaksiatan.

Tolak ukur dari nikmat ini adalah bagaimana manusia mampu mengendalikan diri, nafsu, dan akal agar ia mampu kembali memberikan yang terbaik dari apa yang Tuhan berikan kepadanya.

Ujian dalam menghadapi nikmat sehat
Tidak di katakan orang yang percaya kepada Allah kecuali ia di uji dengan ujian dalam kemampuannya. Maka Allah sendiri menciptakan manusia tanpa ada maksud. Diciptakannya manusia agar Allah dapat mengetahui hamba-Nya mana yang benar-benar menghamba dan tidak.
Dengan nikmat sehat, maka Allah menguji di antara hamba-Nya mana yang bersyukur dan tidak bersyukur. Ada tiga ujian yang Allah timpakan kepada manusia
1.Musibah, yakni ujian yang Allah timpakan kepada manusia agar ia senantiasa bersabar dan mampu kembali kepada-Nya. Dengan adanya musibah, manusia bisa berpikir bahwa semuanya akan kembali kepada-Nya.
2.Bala',  yakni ujian yang di berikan kepada manusia baik yang beriman dan non-beriman atas kemaksiatan yang mereka lakukan
3.Istidraj, yakni ujian yang di berikan kepada manusia baik beriman dan non beriman atas kemaksiatan yang mereka lakukan dengan di tambah rezeki kepadanya agar manusia berpikir bahwa ada hari pertanggungjawaban atas yang mereka lakukan. 


Nikmat Kesempatan
Sesuatu yang hidup akan mati, sesuatu yang bernafas akan mati, begitu-pun dengan manusia, ia telah di berikan waktu kesempatan hidup agar menjadi khalifah atau wakil tuhan dalam mendayagunakan bumi menjadi baik. Dengan bekal akal, manusia mampu berpikir secara logis, rasional dan jangka panjang agar mampu menjadikan bumi yang di huninya menjadi bumi yang lestari dan baik perkembangannya.

Maka dengan adanya nikmat kesempatan atas yang di berikan Tuhan kepada manusia telah menggambarkan bahwa dengan nikmat ini hendaknya manusia melakukan kebajikan yang bermutu agar ia dapat menjadi manusia yang didambakan oleh Allah.
Nikmat kesempatan ini sangat banyak, seperti; bisa bangun dari tidur, bisa bernafas, bisa melakukan ibadah sebagai rasa syukur atas pemberian yang di dapatkan.

Bentuk Nikmat Kesempatan
Salah satu bentuk nikmat kesempatan adalah dengan menjalankan perintah-perintah yang telah di wahyukan kepada Para Nabi-Nya dan menjahui segala macam larangan-Nya. Dengan melaksanakan ibadah sesuai syariat adalah bentuk dari rasa menghargai nikmat kesempatan ini.
Dengan diturunkan Al Quran dan As Sunnah menjadikan hidup manusia lebih mudah, lebih baik, sejahtera, dan menghadap lurus atas jalan yang telah diberikan. Menjalankan apa yang ada di dalam Al Quran dan As Sunnah merupakan mukmin sejati. Adapun dalam menghargai nikmat ini dari yang terkecil adalah senantiasa membaca doa setelah bangun dari tidur.

Kedua nikmat ini sangat sakral bagi manusia, sebab manusia yang beriman sendiri-pun lalai dalam menghargai kedua nikmat ini. Maka menjadi mukmin yang sejati adalah mutiara tersembunyi bagi manusia sebagai makhluk sosial-agama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun