Surabaya, 06 September 2025 - Program Studi Sistem Informasi dari Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung pemberdayaan masyarakat berbasis teknologi informasi. Salah satu langkah nyata yang diambil adalah menjalin kolaborasi strategis dengan Yayasan Pondok Pesantren Nurul Huda untuk memodernisasi sistem keuangan yayasan yang selama ini masih dilakukan secara manual.
Dalam pertemuan yang digelar pada hari Selasa (24/07/2024), pihak Mahasiswa Studi Sistem Informasi UNUSA dan Pengurus Yayasan Pondok  Pesantren Nurul Huda mendiskusikan pengembangan sistem informasi keuangan berbasis web yang diharapkan dapat meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan efisiensi dalam pengelolaan keuangan. Yayasan Pondok Pesantren Nurul Huda sendiri membawahi berbagai unit pendidikan, mulai dari tingkat TK, SD, SMP, SMA, Pondok Pesantren, TPQ, hingga Madrasah Diniyah (Madin).Â
Ibu Endang Sulistiyani, S.Kom., M.Kom., selaku dosen Program Studi Sistem Informasi UNUSA sekaligus Penanggung Jawab dari mata kuliah Teknologi Masyarakat, dalam ungkapannya menyampaikan bahwa kolaborasi ini merupakan bagian dari komitmen Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam pengabdian kepada masyarakat. "Kami ingin membawa solusi nyata berbasis teknologi untuk meningkatkan kualitas tata kelola pendidikan di lingkungan pesantren dan yayasan. Harapannya, sistem ini tidak hanya menyelesaikan masalah teknis, tapi juga mendorong transparansi dan akuntabilitas publik," ujarnya.
Kebutuhan Mendesak Akan Sistem Keuangan Terintegrasi
Menurut pengakuan Bapak Jalal, salah satu pengurus yayasan, selama ini sistem pembayaran pendaftaran dan SPP masih dilakukan secara terpisah dan manual. Hal ini kerap menimbulkan kebingungan bagi pihak yayasan dalam membedakan antara calon siswa yang sudah membayar dengan yang belum. " dan proses pencatatan masih dilakukan manual, jadi kita sering kesulitan mengetahui siapa yang sudah bayar dan mana yang belum," ujarnya.
Sistem pembayaran yang digunakan juga belum menyediakan fitur status pelunasan yang memadai. "Kadang ada yang bayar separuh, misalnya bayar 50 ribu dari total 100 ribu, tapi di sistem tidak ada kolom pelunasannya, jadi kita bingung mencatat sisa pembayaran," lanjut Pak Jalal.
Ibu Endang Sulistiyani, S.Kom., M.Kom., membagikan pengalamannya dalam mengembangkan sistem PPDB dan sistem keuangan yang pernah ia terapkan di unit pendidikan Madrasah Tsanawiyah (MTs) di daerah Pati. Ia menjelaskan bahwa sistem tersebut telah mampu memverifikasi pembayaran, baik melalui transfer maupun pembayaran tunai langsung ke lokasi, di mana data transaksi secara otomatis tercatat dan status pembayaran dapat dipantau dalam sistem.Â
Namun, menurutnya, sistem serupa masih belum diterapkan di Yayasan Pondok Pesantren Nurul Huda di karena kan kompleksitas kebutuhan yang lebih tinggi, mengingat yayasan ini membawahi berbagai jenjang pendidikan dengan jenis layanan yang beragam. Oleh karena itu, sistem yang dibutuhkan harus dapat menyesuaikan dengan perbedaan aturan pembayaran seperti nominal SPP yang bervariasi tiap jenjang, opsi pembayaran cicilan, serta pengelolaan tabungan siswa.Â
Berdasarkan pengalamannya tersebut, Ibu Endang Sulistiyani, S.Kom., M.Kom., Â menyarankan agar sistem keuangan yang akan dikembangkan tidak hanya mencatat transaksi, tetapi juga dapat menampilkan status pembayaran secara real-time, menyediakan fitur pelunasan, serta menghasilkan laporan rekapitulasi yang akurat dan mudah dipahami oleh pihak yayasan maupun orang tua siswa.
Masalah Lama: Ketergantungan pada Sistem Manual