JAKARTA - Artificial Inteligen (AI) menjadi booming di Indonesia dan berbagai pihak memanfaatkannya. Penyalahgunaan baik dari manipulasi gambar hingga digunakan para buzzer politik menjadi trend.
Para akademisi seperti mahasiswa,cdosej juga menggunakan artificial inteligen vagik untuk membuat makalah atau para dosen menggunakan zero chat gpt untuk memeriksa tugas mahasiswanya.Â
Bahkan seorang profesor jurnalistik asal Amerika heran melihat para jurnalis Indonesia berani menggunakan AI untuk karya jurnalistiknya.
Profesor Janet Steele menilai penggunaan AI di media Indonesia menarik namun aneh.
Ia tetap menyerukan jurnalis untuk tetap mempertahankan fakta dengan datang langsung ke lokasi agar bisa menuliskan berdasarkan pengamatan langsung.
Lain halnya dengan para penipu yang kini makin marak dengan melakukanpenipuan salah transfer dengan menggunakan struk transferan yang dimodifikasi AI. Ari Sumarto Taslim selaku pebisnis memperingati kawan-kawannya dalam dunia yang penuh penggunaan AU ini untuk tetap waspada.
"Bisa dibayangkan saat ini hanya hitungan detik banyak orang yang bisa membuat gambar kita sesuai keinginan si pembuat melalui AI, bisa kita dipasangkan dengan para wanita yang kita tidak tahu baik foto maupun video hingga timbul pemerasan,"ucap Ari Sumarto TaslimÂ
Kewaspadaan serta crosschek saat ini sudah jadi kebutuhan semua orang."Tidak hanya dosen yang mengechek hasil karya mahasiswa tetapi pebisnis juga bisa mengecek rekam jejak serta penawaran dari klien apakah real atau dibuat oleh AI,"ucap Ari Sumarto Taslim.
Dalam dunia bisnis saat ini para pengusaha dituntut untuk bisa merubah karakter dengan belajar dunia tekhnologi terutama Aku sebagai benteng pengetahuan.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI