Mohon tunggu...
Muhammad Firhan
Muhammad Firhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang Mahasiswa

Mahasiswa UNEJ prodi S1 Perencanaan Wilayah dan Kota

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kota dan Perkembangannya (Studi Kasus Wilayah Jakarta Pusat)

8 November 2021   21:03 Diperbarui: 9 November 2021   05:39 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kebanyakan orang di dunia ini memiliki suatu pertanyaan yang sulit dijawab oleh masyarakat awam. Seseorang tersebut akan selalu mencari jawaban atas pertanyaan yang ada didalam pikiran mereka. Biasanya pertanyaan yang sering muncul di beberapa orang yang tinggal di suatu wilayah selalu mempertanyakan bahwa "Mengapa kota ini ada?" "Bagaimana bisa muncul kota?" "Mengapa orang-orang memilih kota?" dan banyak lainnya. Tidak sedikit orang mempertanyakan mengapa sebuah kota harus ada di dalam negara ini, jika sebuah daerah saja cukup untuk menunjang perkembangan sebuah negara tersebut. 

Pada Artikel ini saya akan menjawab pertanyaan mengenai Kota itu sendiri, mulai dari definisi kota itu sendiri hingga perkembangannya sampai saat ini dan juga saya akan membahas mengenai perkembangan salah satu kota yang ada di Indonesia ini yaitu Wilayah Jakarta Pusat. Sebelum kita membahas lebih lanjut, kita harus memahami terlebih dahulu tentang apa itu "Kota".

Kota adalah pusat permukiman dan kegiatan penduduk yang memiliki batasan wilayah administrasi. Hal tersebut diatur dalam Peraturan Pemerintah Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1987 mengenai Penyusunan Rencana Kota. Sementara itu dari buku Eco Cities: Ecological Economic Cities (2010) karya Hiroaki Suzuki, dalam Max Weber, "Pengertian kota adalah suatu tempat yang penghuninya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonomi di pasar local". 

Sedangan pengertian perkotaan dalam Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Perkotaan adalah "Wilayah yang memiliki kegiatan utama bukan pertanian. Perkotaan memiliki susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukima perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintah, pelayanan sosial, serta kegiatan ekonomi."

Terlihat aneh bahwa manusia memilih untuk tinggal di kota yang dimana di kota itu biaya hidupnya lebih tinggi dari pedesaan/wilayah kecil, kualitas udara yang buruk, penyakit lebih mudah menyebar dan kebanyakan kejahatan lebih umum terjadi di perkotaan. Menurut data yang didapat, bahwa "Sekitar 57% dari populasi manusia di dunia ini tinggal di perkotaan dan itu signifikan". Salah satu faktor meningkatnya suatu kepadatan yang terjadi di perkotaan yaitu adanya Urbanisasi. Hal ini dapat kita pantau dari tingkat urbanisasi suatu negara tersebut. 

Di beberapa negara maju memiliki tingkat urbanisasi hingga 90% masyarakatnya tinggal di perkotaan, sedangkan di negara berkembang hanya memiliki tingkat urbanisasi dibawah 50%. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa tingkatan urbanisasi itu sendiri memiliki peran dalam kemajuan suatu negara tersebut. Namun ini bukan berarti bahwa kota otomatis akan menciptakan kekayaan atau kekayaan akan menciptakan kota tetapi adanya korelasi langsung antara kemajuan suatu negara dengan tingkat urbanisasi yang terjadi di suatu negara tersebut, Urbanisasi memiliki pengaruh besar dalam hal tersebut.

Lalu mengapa kota-kota itu harus terbentuk?

Pada zaman dahulu kala, manusia adalah pemburu dalam berkelompok, mereka mencari makanan dan sering kali tidak tinggal di tempat yang tertentu seperti bagaimana cara hewan bertahan hidup. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu manusia mulai belajar untuk bercocok tanam. Kegiatan bercocok tanam ini, memungkinkan manusia untuk akhirnya menetap di suatu tempat dan membangun permukiman untuk jangka panjang. 

Setelah beberapa decade telah berlalu, manusia mengenal adanya "Teknologi" yang membuat proses pekerjaan bercocok tanam tersebut menjadi sangat efisien dan dapat menghasilkan lebih banyak makanan daripada dengan cara yang tradisional. Pada akhirnya ketika suatu teknologi maju ke titik dimana satu orang bisa membuat makanan untuk lebih dari satu orang, untuk pertama kalinya beberapa manusia akhirnya tidak perlu melakukan kegiatan bertani, dan kejadian tersebut yang mengubah kehidupan manusia. 

Jika hal seperti itu tidak terjadi, kita semua akan tetap hidup dalam sejarah kuno. Perkembangan penghasil makanan dan proses perkembangan perkotaan benar-benar beriringan. Sebelumnya, tidak mungkin bagi manusia untuk hidup di dalam area padat seperti perkotaan karena mereka membutuhkan lahan untuk ditanami. Tetapi beberapa orang yang tidak memilih untuk bertani dapat bekerja di bidang lain yang mengarah pada perkembangan bahasa, sastra, sains, dan dimana pada dasarnya semua teknologi itulah yang membuat dunia ini menjadi berkembang (modern). 

Pola kehidupan manusia benar benar terjadi secara alamiah, kebanyakan manusia akan tinggal di tempat terbaik untuk hidup, dan beberapa manusia akhirnya memilih untuk hidup di perkotaan untuk memiliki kehidupan yang lebih baik. Semua kota akan berkembang, tetapi yang besar akan cenderung tetap besar setidaknya tanpa pengaruh eksternal. Hubungan antara stigma yang ditemukan tersebut dengan ukuran populasi kota, membantu membuktikan sesuatu bahwa kota itu alami. Seiring perkembangan waktu dan teknologi, manusia akan selalu membentuk kota. Keuntungan besar dari adanya kota adalah kemampuan untuk melakukan bisnis yang berbeda dalam jarak yang dekat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun