Mohon tunggu...
Muhammad Fikri Ramadani
Muhammad Fikri Ramadani Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

hobi: sepak bola

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebiasaan Membaca Al-Quran Seseorang yang Berdampak Pada Kondisi Stres

25 Mei 2024   21:48 Diperbarui: 25 Mei 2024   21:49 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Stres merupakan perasaan tidak enak, tidak nyaman, atau tertekan baik secara fisik
maupun psikis sebagai respon atau reaksi individu terhadap stressor yang mengancam,
mengganggu, membebani serta membahayakan kesejahteraan hidup. Perasaan stres yang
dirasakan oleh seseorang memiliki faktor atau pemicu nya. Stres yang dirasakan berasal dari
permasalahan pekerjaan seperti yang dialami oleh berasal dari permasalahan keluarga,
permasalahan perkuliahan, dan permasalahan sosial yang tidak jarang membuatnya stres. Tidak
jarang, stres yang diderita seseorang dapat mengganggu fungsi fisik-fisiologis yang dapat
ditandai dengan adanya gangguan secara fisik seperti kelelahan, kualitas makan, dan tidur yang
terganggu.
Selain gangguan fisik-fisiologis, stres juga dapat mempengaruhi ingatan dan perhatian
seseorang sehingga fungsi kognitif terganggu sehingga perhatian seseorang teralihkan. Stres
membuat perhatian subjek mudah teralihkan yang kemudian mengakibatkan subjek menjadi
kurang fokus terhadap hal-hal yang sedang dikerjakannya. Selain itu, stres juga cenderung
disertai emosi yang dapat mempengaruhi suasana hati.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan stres adalah dengan membaca
Al-Qur'an. Al-Qur'an dapat dijadikan sebagai media terapi karena Al-Qur'an sebagai as-Syifa
mempunyai kekuatan untuk menangani dan menyembuhkan tekanan jiwa. Al- Qur'an dapat
membawa pengaruh yang positif bagi seseorang yang terbiasa membacanya. Oleh karena itu,
hal yang paling penting dalam kegiatan membaca Al-Qur'an adalah rutinitas atau keajekan,
yaitu membacanya secara terus menerus dan berkesinambungan. Dalam membentuk kebiasaan
membaca ada beberapa hal yang harus di perhatikan yaitu minat dan keterampilan. Membaca
Al-Qur'an dengan pelan dan tidak terburu-buru dapat mengakibatkan nafas menjadi teratur
dengan cara mengatur intensitas hembusan nya yang akan mengakibatkan berdetak secara
teratur sehingga membuat aliran darah mengalir dengan teratur dan lancar sehingga kadar
oksigen dalam darah tercukupi. Membaca Al-Qur'an dengan tidak terburu-buru juga membuat
seseorang lebih menghayatinya. Penghayatan ini memunculkan perasaan tenang yang
kemudian menimbulkan perasaan bahagia. Hal ini dikarenakan membaca Al-Qur'an
mengandung unsur katarsis(pelepasan emosi). Selain perasaan tenang yang menimbulkan
kebahagiaan tersebut, penghayatan juga menjadikan fokus terhadap Tuhannya sehingga
membuat sesorang mengingat Tuhannya. Ingatan akan Tuhannya ini menimbulkan pikiran
yang positif dan juga rasional. Hal ini disebabkan karena membaca Al-Qur'an mengandung
unsur restrukturisasi kognitif dimana pikiran-pikiran negatif yang timbul akibat situasi yang
sulit dapat digantikan dengan pikiran yang rasional demi kesehatan yang lebih baik dengan
harapan adanya perubahan perilaku yang lebih rasional. Munculnya pikiran yang positif dan
rasional ini membuat seseorang menghindari hal-hal yang mendekati dosa. Hal ini dikarenakan
membaca Al-Qur'an mengandung nilai tasawuf taubat. Dengan mengakui dan menyesali segala
kesalahan yang ada di masa lalu dapat menghindarkan subjek dari rasa bersalah dan kecemasan
sehingga membuat hatinya lebih tenang. Ingat Tuhan juga membuat seseorang menjadi lebih
sabar dalam menerima sesuatu sehingga menimbulkan perasaan optimis dan tidak mudah putus
asa. Selain itu, mengingat Tuhan akibat dari membaca Al-Qur'an ini juga menjadikan sadar
akan ketentuan yang sudah di tetapkan oleh Tuhan untuk dirinya, yang kemudian menimbulkan
perasaan pasrah dan menerima atas semua yang telah Tuhan tentukan. Sikap pasrah inilah yang
membuat diri lebih terkendali sehingga perilaku pun terkendali. Hal ini disebabkan dalam
membaca Al-Qur'an mengandung unsur terapeutik pengendalian diri dan emosi, nilai tasawuf
tawakal dan rida, unsur terapeutik penerimaan diri dan kepasrahan, dimana kesadaran akan
keterbatasan diri akan memunculkan sikap pasrah kepada Tuhan yang membuat individu tidak
lagi berekspektasi tinggi dan bersusah payah atau memaksakan diri.
Penjelasan di atas memberikan pemahaman bahwa kebiasaan membaca Al-Qur'an
dapat dijadikan terapi untuk mengatasi stres karena di dalamnya terdapat unsur-unsur
terapeutik doa serta nilai-nilai tasawuf yang mampu memberikan ketenangan.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun