Mohon tunggu...
Muhammad Fauzi
Muhammad Fauzi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Sarjana Pengangguran
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jangan sesekali kalian mengeluh tentang kehidupan, bersyukurlah kalian kepada sang pencipta.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mistery Sebuah Buku Tanpa Nama

14 Januari 2022   07:35 Diperbarui: 24 Januari 2022   19:00 1546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
mistery buku kosong (sumber: pixabay.com/darkmoon_art)

Roan mengeluarkan keringat dingin, ia tidak tahu bagaimana caranya menutupi halaman buku yang bersinar itu. Ia berpura-pura berjalan santai mengitari rak-rak buku di sampingnya. Orang-orang yang melihat dirinya seperti seorang yang ingin mencuri buku.

Di setiap langkahnya, ia berpikir dan memutar otaknya demi mencari sebuah cara untuk mengembalikan buku itu seperti semula, tertutup rapat dan tersimpan rapi di antara buku-buku berdebu lainnya. Sudah lebih dari sepuluh menit ia ke sana kemari dan tak kunjung menemukan jawaban. 

Ia sudah mencoba untuk menutup buku itu berkali-kali, namun buku itu selalu terbuka kembali di halaman yang sama dengan kilauan cahaya yang terang. Ia merasa takut jika terjadi sesuatu hanya karena rasa ingin tahunya.

Matanya melirik ke sudut rak yang tidak terdapat seorang pun di sana. Punggungnya menghadap ke luar agar orang-orang yang lewat hanya menganggap ia sibuk membaca. 

Namun, ia sama sekali tidak ingin membaca buku itu lagi. Tangannya pun mulai menekan dengan kuat menutup halaman itu, tapi cahaya terang tetap keluar dari pinggiran bukunya. Kecemasannya mulai terasa dari buku itu, karena ia tidak ingin seseorang tahu tentang hal ini. 

Ketika ia tidak sadar sebuah tangan berada di belakang bahunya. Kemunculan seseorang yang tiba-tiba mengejutkan Roan dan membuat jantungnya berdetak kencang. Spontan ia berbalik dan menghadap seorang wanita berkacamata yang menatapnya dengan serius. 

Roan menelan ludah dengan tangan yang gemetaran. Sehingga membuat halaman buku itu sedikit terbuka dan memancarkan lebih banyak cahaya. Melihat kilauan cahaya itu, Roan segera menahan buku tersebut sebelum seseorang terutama temannya itu melihat cahaya itu.

"Hei, kau sedang apa dari tadi di sini?" tanya wanita itu.

Roan terdiam, ia tak tahu harus menjawab apa. Mengarang sebuah alasan dan cerita tidak semudah membalikkan telapak tangan baginya.

Ia bisa menutupi buku itu darinya, tapi cahaya bukunya tetap terlihat walau sudah terbungkus baju sweaternya yang sudah menyimpan keringatnya. Wanita itu memicingkan matanya, ia tahu sesuatu sedang disembunyikan oleh Roan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun