Mohon tunggu...
Muhammad Fariz
Muhammad Fariz Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Landasan Hidup Islami

18 Mei 2018   00:39 Diperbarui: 18 Mei 2018   01:19 694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dalam membuka tulisan ini, perkenankan saya bertanya kepada pembaca: apa tujuan anda hidup?

Mengumpulkan kekayaan? Memperbanyak keturunan? Mendapatkan jabatan tinggi? Jika ya, kemana anda akan membawa itu semua saat anda mati? Apakah itu semua dapat menolong anda? Sedikit atau banyak saya yakin anda telah mengetahui jawabannya. Landasan hidup yang lemah akan berdampak kepada kehidupan orang tersebut. Melalui tulisan ini, saya berharap pembaca dapat memperkuat tujuan hidup, sesuai yang dituntunkan oleh agama Islam.

Hal pertama yang perlu diketahui, bahwa tujuan utama kehidupan manusia adalah untuk beribadah kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Dalilnya adalah QS Adz-Dzariyat 51:56 yang artinya:

"Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku."

Demikian tujuan hidup manusia, bahkan jin juga demikian. Setiap kegiatan manusia yang tidak dilakukan dalam rangka beribadah kepada Allah, sesungguhnya ia telah melenceng dari tujuan ia diciptakan. Syaikh Muhammad bin 'Abdul Wahhab dalam kitabnya Tsalasatul Ushul menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan beribadah dalam ayat tersebut adalah mentauhidkan Allah.

Dengan tauhid, seseorang dapat terampuni dosanya, meskipun sepenuh bumi. Allah akan menyediakan ampunan sebesar itu pula bagi siapa yang Dia kehendaki. Namun, beribadah tak hanya sekedar beribadah mengikuti akal. Allah mengutus  Nabi dan Rasul adalah untuk menjelaskan tata cara beribadah yang benar, lengkap, dan sempurna. Saya bertanya kepada pembaca, adakah agama lain yang mengatur kehidupan manusia sedemikian rupa hingga tata cara buang hajat dan tidur? Sesungguhnya dalam Islam, kehidupan manusia diatur secara rinci dan lengkap. Mengapa demikian? karena Islam itu sendiri telah sempurna. Dalilnya pada QS Al-Maidah ayat 3 yang artinya:

"....Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu...."

Imam Malik Rahimahullah berkata "Barangsiapa mengadakan perkara baru dalam Islam dan menganggapnya baik, dia menyangka bahwa Muhammad telah menkhianati risalah (kerasulan).

Demikian perkataan Imam Malik, dan masih banyak perkataan senada. Pada intinya, tujuan utama manusia diciptakan adalah untuk beribadah kepada Allah. Ibadah tersebut wajib mengikuti tuntunan Rasulullah, tanpa ditambah-tambah maupun dikurangi. Para ulama menyebutkan bahwa dua syarat diterimanya amalan ialah (1) Ikhlas (tauhid); dan (2) Ittiba' (mengikuti tuntunan).

Secara ringkas, hendaknya manusia:

1. Bertauhid, tidak syirik

2. Mengikuti tuntunan, tidak membuat syariat baru

Allahu a'lam..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun