Setiap siang hari pada hari Jumat, para jamaah salat Jumat berduyun-duyun mendatangi masjid terdekat. Mereka pergi dengan bahagia. Saat sampai di area masjid, biasanya, mereka tidak langsung masuk ke dalam dan mengisi barisan yang masih belum penuh.Â
Saat baru sampai di area masjid, mereka duduk di beranda masjid sambil mengobrol dengan teman duduk dengan akrabnya. Mereka mengobrol hingga khutbah Jumat selesai. Mereka tidah mendengarkan khutbah Jumat. Jamaah yang tidur lelap saat khutbah Jumat juga ada.
Hal tersebut terjadi berulang-ulang setiap khutbah Jumat. Khutbah Jumat selalu diabaikan oleh jamaah. Ternyata, hal itu bukan sepenuhnya disebabkan oleh kelalaian ataupun rasa ingin melanggar anjuran agama. Klisenya isi khutbah Jumat juga memengaruhi diabaikannya khutbah Jumat oleh jamaahnya.
Selama ini, di banyak masjid desa, khutbah Jumat seringkali berisi dongeng-dongeng yang dikutip dari kitab-kitab keagamaan. Perkara dosa dan pahala pun sering menjadi topik khutbah Jumat. Namun, efektivitas khutbah Jumat dalam membangun kesadaran spiritual jamaahnya menjadi hal yang patut dipertanyakan.
Pada dasarnya, khutbah Jumat, dan khutbah-khutbah lainnya, bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan para jamaahnya. Salah satu rukun khutbah adalah penyampaian wasiat takwa. Namun, berhasilnya kutbah Jumat untuk meningkatkan ketakwaan para jamaahnnya masih diragukan.Â
Diabaikannya khutbah Jumat oleh jamaahnya dengan mengobrol dan tidur menjadi bukti bahwa khutbah Jumat kurag mendapat simpati jamaahnya. Seberapa efektifkah khutbah  Jumat untuk meningkatkan ketakwaan jamaahnya jika jamaahnya abai mendengarkan khutbah.
Jamaah juga merasa bosan dengan topik khutbah yang monooton. Mereka mendengarkan khutbah Jumat yang hanya mendongengkan pahala dan dosa setiap Jumat. Dan selama ini, khutbah Jumat kurang efektif dalam meningkatkan ketakwaan jamaahnya. Perubahan pun diperlukan.