Mohon tunggu...
MUHAMMAD FADHILASYRAF
MUHAMMAD FADHILASYRAF Mohon Tunggu... MAHASISWA UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

HOBI SAYA OLAHRAGA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Melihat Kota dari Langit:Penginraan Jauh Dan masa depan pemantuan perkotaan indonesia

11 Oktober 2025   15:01 Diperbarui: 11 Oktober 2025   15:01 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Jakarta_Sentinel-2_2023.jpg

A. Pendahuluan

Setiap kali kita melintasi jalan raya di kota besar, sering kali terasa perubahan begitu cepat. Bangunan-bangunan baru menjulang, perumahan tumbuh di pinggiran, dan ruang terbuka hijau perlahan tergeser. Di tengah derasnya arus urbanisasi, muncul pertanyaan penting: bagaimana cara kita memantau perubahan kota yang begitu cepat itu?

Jawabannya datang dari langit --- lewat teknologi pengindraan jauh (remote sensing).
Dengan teknologi ini, manusia bisa "melihat" kota dari ketinggian ratusan kilometer, memantau perubahan setiap jengkal tanah tanpa perlu menginjakkan kaki di lokasi tersebut. Dari satelit di orbit, kita dapat mengetahui di mana hutan berubah menjadi perumahan, di mana permukaan kota memanas karena betonisasi, dan bagaimana tata ruang berkembang dari tahun ke tahun.

Sekilas Sejarah Pengindraan Jauh

Teknologi pengindraan jauh bukanlah hal baru. Cikal bakalnya dimulai pada awal abad ke-20, ketika pesawat terbang digunakan untuk mengambil foto udara guna keperluan militer.
Namun, tonggak besar terjadi pada tahun 1972, ketika NASA meluncurkan satelit Landsat 1, yang membuka era baru dalam pemetaan permukaan bumi dari angkasa.

Kini, teknologi ini berkembang pesat. Kita memiliki satelit dengan resolusi sangat tinggi --- seperti Pleiades, SPOT, dan WorldView --- yang mampu menampilkan detail hingga ukuran 30 sentimeter. Di sisi lain, program Landsat dan Sentinel menyediakan data citra gratis untuk keperluan riset dan kebijakan publik.

Bagaimana Cara Kerjanya?

Secara sederhana, pengindraan jauh bekerja dengan mendeteksi pantulan energi elektromagnetik dari permukaan bumi. Sensor pada satelit menangkap pantulan tersebut, lalu mengubahnya menjadi data digital berbentuk citra.
Setiap jenis permukaan (tanah, air, vegetasi, bangunan) memantulkan energi dalam jumlah yang berbeda, sehingga menghasilkan warna dan pola yang khas pada citra satelit.

Proses ini melibatkan beberapa komponen utama:

  1. Sumber energi, biasanya sinar matahari.

  2. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
    Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun