Mohon tunggu...
Muhammad Erza Farandi
Muhammad Erza Farandi Mohon Tunggu... Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta - FDIKOM - Pengembangan masyarakat Islam

Hobi berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pertemuan ke 12: Strategi Dakwah Kontempoer

19 Juni 2025   20:20 Diperbarui: 19 Juni 2025   20:20 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Di era yang serba digital seperti sekarang, dakwah tidak lagi bisa dilakukan dengan cara-cara tradisional semata. Perubahan zaman, gaya hidup, serta perkembangan teknologi telah mengubah cara masyarakat menerima informasi dan berinteraksi satu sama lain. Oleh karena itu, strategi dakwah juga perlu menyesuaikan diri agar pesan yang disampaikan tetap relevan dan diterima dengan baik oleh semua kalangan, terutama generasi muda.

Strategi-strategi Inovatif dalam Kegiatan Dakwah

Salah satu strategi dakwah yang kini banyak diterapkan adalah pemanfaatan media digital. Platform seperti YouTube, Instagram, TikTok, hingga podcast menjadi sarana yang efektif untuk menyampaikan pesan-pesan keislaman secara ringan namun tetap bermakna. Para dai modern atau pendakwah digital mampu mengemas dakwah menjadi konten yang menarik, kreatif, dan mudah dicerna oleh masyarakat luas.

Contohnya, ada ustaz-ustaz muda yang membahas persoalan agama melalui video pendek yang dikemas dengan bahasa santai, ilustrasi visual, dan gaya bicara yang akrab. Ini membuat pesan dakwah lebih mudah dipahami dan tidak terkesan menggurui.

Selain itu, dakwah berbasis komunitas juga mulai berkembang. Dakwah tidak hanya disampaikan lewat mimbar, tapi juga lewat kegiatan sosial seperti berbagi makanan, kajian outdoor, atau kegiatan literasi di masyarakat. Metode ini membuat dakwah terasa lebih dekat dan nyata karena langsung menyentuh kehidupan sehari-hari.

Pemanfaatan Tren dan Perubahan Sosial dalam Perencanaan Dakwah

Dakwah kontemporer juga dituntut untuk mampu membaca tren dan perubahan sosial. Misalnya, saat ini generasi muda cenderung menyukai pendekatan yang humanis, inklusif, dan tidak menghakimi. Maka, strategi dakwah pun perlu menyesuaikan dengan pendekatan yang lebih empatik, terbuka terhadap diskusi, dan menghindari konflik.

Pemanfaatan tren seperti budaya pop, fashion muslim, atau tren hijrah anak muda bisa menjadi pintu masuk yang strategis dalam dakwah. Misalnya, dengan mengadakan kajian di coffee shop, membuat acara dakwah bertema seni dan musik islami, atau menggandeng influencer hijrah yang punya pengaruh besar di media sosial.

Perubahan sosial yang terjadi akibat globalisasi juga membuat masyarakat semakin heterogen. Oleh karena itu, dakwah harus mampu merangkul perbedaan dan membangun dialog antar umat, bukan justru menimbulkan sekat atau polarisasi. Dakwah yang terbuka terhadap keragaman akan jauh lebih diterima dan berdampak positif.

Kesimpulan

Dakwah kontemporer bukan berarti meninggalkan nilai-nilai Islam, tapi justru mencari cara yang lebih efektif agar nilai-nilai tersebut dapat tersampaikan dengan baik di tengah perubahan zaman. Dengan strategi yang inovatif, adaptif terhadap tren, dan peka terhadap dinamika sosial, dakwah bisa menjadi gerakan yang relevan dan membumi. Sudah saatnya kita sebagai generasi muda ikut andil dalam menyebarkan kebaikan melalui cara-cara kreatif yang sesuai dengan zaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun