"Di balik sayap beningnya yang berkilau saat tersentuh cahaya, capung menyimpan kisah panjang yang terlupakan."
Capung adalah makhluk langit dan air, yang telah melintasi zaman purba hingga kini, menyaksikan perubahan dunia yang tak terhitung.Â
Jauh sebelum manusia membangun peradaban, bahkan sebelum dinosaurus mendominasi bumi, capung telah lebih dulu mengudara menjadi salah satu serangga tertua yang pernah hidup.
Namun, di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, keberadaannya makin jarang diperhatikan. Capung bukan hanya indah untuk dipandang, tetapi juga pahlawan senyap bagi lingkungan predator alami, penyeimbang rantai makanan, hingga alarm hidup penanda kualitas air.Â
Sayangnya, peran besar itu kian terlupakan, seiring menyusutnya habitat dan menurunnya populasinya.
Lebih dari Sekadar Serangga
Capung bukan hanya cantik, ia juga penjaga keseimbangan ekosistem. Dalam siklus hidupnya yang unik, capung menjalani sebagian besar waktunya sebagai larva di dalam air.Â
Di fase ini, ia menjadi pemangsa aktif, memburu jentik nyamuk dan serangga kecil lainnya, menjaga perairan tetap sehat dan bebas dari hama.
Ketika dewasa, capung berubah menjadi pemburu udara. Ia mampu terbang dengan kecepatan tinggi, bermanuver lincah, dan menangkap mangsanya saat terbang seperti nyamuk, lalat, dan serangga pengganggu lainnya.Â
Tanpa kita sadari, capung membantu manusia mengendalikan populasi hama secara alami, tanpa perlu pestisida. Lebih dari itu, capung juga menjadi sumber makanan penting bagi banyak hewan lain seperti burung, katak, dan reptil.Â