"Desa Wisata Nglanggeran dapat dikatakan saat ini telah berhasil mengembangkan sebuah desa wisata dengan konsep ekowisata. Desa Wisata Nglanggeran telah melalui proses pengembangan pariwisata yang cukup panjang, perencanaan Desa Wisata Nglanggeran dimulai pada tahun 2008." (sumber: masterplandesa.com)
Di ujung barat Indonesia, Taman Nasional Way Kambas di Lampung juga menjadi destinasi unggulan ekowisata. Kawasan ini dikenal sebagai pusat konservasi gajah sumatra.Â
Pengunjung tidak hanya menikmati keindahan alam, tetapi juga bisa menyaksikan langsung proses penyelamatan dan pelatihan gajah oleh para penjaga hutan.Â
Kegiatan ini turut membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar dan meningkatkan kesadaran konservasi di kalangan wisatawan.
Tantangan dan Harapan
Meski menjanjikan, ekowisata juga menghadapi tantangan. Pengelolaan yang tidak konsisten, lemahnya regulasi, serta kurangnya edukasi kepada wisatawan dan pelaku wisata lokal sering kali menjadi hambatan utama.Â
Tak jarang, tempat yang mengklaim diri sebagai destinasi ekowisata ternyata justru melakukan praktik yang bertolak belakang mulai dari pembangunan masif yang merusak ekosistem hingga eksploitasi budaya lokal demi kepentingan komersial.
Selain itu, belum semua daerah memiliki pemahaman dan sumber daya yang memadai untuk mengembangkan ekowisata secara berkelanjutan.Â
Tantangan lainnya adalah menjaga keseimbangan antara kebutuhan ekonomi masyarakat dan upaya pelestarian lingkungan. Ketika jumlah kunjungan meningkat drastis, tekanan terhadap alam juga ikut bertambah.Â
Tanpa perencanaan yang matang, kegiatan wisata bisa berubah menjadi beban bagi lingkungan yang sebelumnya ingin dilestarikan.
Sebagai kesimpulan, ekowisata hadir sebagai solusi dan harapan di tengah krisis lingkungan yang kita hadapi.Â